NAMA = AGUS ANTONI
KELAS = 1.D PEND. SASTRA DAN BAHASA
INDONESIA
MK = PENGANTAR PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SWADAYA GUNUNG JATI
BUKU 1
Judul buku: STRATEGI PENGEMBANGAN
KARIR GURU PENDIDIKAN DASAR
Penulis: A. Tabrani Rusyan
Dadang Saeful
H. Narkama
D. Sutardi
Penerbit: ACARYA MEDIA UTAMA
BAB I
PENDAHULUAN
Pengembangan karir bagi Guru Pendidikan Dasar sebagai upaya
memotivasi kerja dan dalam rangka memenuhi kebutuhan jabatan, serta untuk
memenuhi tuntutan kesejahteraan para guru telah ditetapkan ketentuannya oleh
pemerintah dengan keputusan Nomor 26/MENPAN/1989. Dengan adanya surat keputusan
tersebut memberi kesempatan pada Guru Pendidikan Dasar untuk menduduki jabatan
yang setinggi-tingginya dan memeperoleh pangkat yang setinggi-tingginya pula,
sehingga kesejahteraan guru meningkat. Pengembangan karir dan kesejahteraannya
pun guru perlu mendapat perhatian yang optimal, walaupun kenyataannya belum
meningkat.
A. Permasalahan
Pengembangan Karir Guru Pendidikan Dasar Dewasa Ini
Guru Pendidikan Dasar merupakan
suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau keahlian yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru. Tugas dan tanggung jawab Guru Pendidikan Dasar sebagai
profesi meliputi membimbing berarti mengarahkan dan memberi dorongan, mendidik,
mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu teknologi dan
pengetahuan. Sedangkan melatih berati mengembangkan keterampilan-keterampilan
pada peserta didik.
Tugas dan tanggung jawab Guru
Pendidikan Dasar dalam bidang kemanusiaan adalah menjadikan dirinya sebagai
orang tua kedua artinya pengganti orang tua dirumah. Ia harus mampu menarik
simpati, sehingga menjadi tauladan peserta didik. Pelajaran apapun yang
diberikan hendaknya dapat menjadi dasar dan bekal bagi peserta didik.
Setiap tanggung jawab memerlukan
sejumlah kemampuan dan setiap kemampuan dapat dijabarka lagi dalam kemampuan
yang lebih khusus antara lain:
1.
Tanggung Jawab
Moral
Setiap guru harus memiliki kemampuan dalam bentuk kemampuan
menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral pancasila dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Tanggung Jawab
dalam Proses Pembelajaran di Sekolah
Setiap guru harus menguasai cara pembelajaran yang efektif, mampu
membuat persiapan mengajar, mampu memahami kurikulum denag baik, mampu mengajar
dikelas, mampu menjadi model baagi peserta didik.
3.
Tanggung Jawab
Guru dalam Bidang Kemasyarakatan
Turut serta mensukseskan pembangunan dalam masyarakat, untuk itu
guru harus mampu dalam membimbing, mengabdi dan melayani masyarakat.
4.
Tanggung Jawab
Guru dalam Bidang Keilmuan
Guru selaku ilmuan bertanggung jawab dan turut serta memajukan
ilmu, terutama yang telah menjadi spesialisnya dengan melaksanakan penelitian
dan pengembangan.
Guru sebagai pendidik dan pengajar,
harus mendidik kestabilan emosi, ingin memajukan peserta didik,
bersikaprealitas, bersikap jujur dan terbuka, peka terhadap perkembangan
terutama inovasi pendidikan. Untuk mencapai semua itu, guru harus memiliki dan
menguasai berbagai jenis bahan peajaran menguasai kurikulum dan metode
pembelajajaran.
Guru hendaknya mampu dan terampil
merumuskan tujuan pengajaran memahami kurikulum, dan dia sendiri sebagai sumber
belajar terampil memberikan informasi kepada siswa. Sebagai pemberi contoh ia
pun harus mambantu perkembangan peserta didik untuk dapat menerima, memahami,
serta menguasai ilmu pengetahuan. Belajar merupakn suatu aspek dari lingkungan
sekolah yang perlu di organisasi. Lingkunan ini diatur dan diawasi agar
kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pembelajaran dengan
mengawasi lingkungan belajar, sebab lingkungan yang baik akan menantang dan
merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa aman dan keputusan
dalam mencapai tujuan.
Guru bertanggung jawab memelihara
lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa menyangkan untuk belajar dan
mengarahkan atau membimbing proses intelektual dan sosial didalam kelasnya.
Tanggung jawab lain yang penting
bagi Guru Pendidikan Dasar ialah membimbing pengalaman-pengalaman peserta didik
sehari-hari kearah perubahan perilaku dengan menyediakan kesempatan bagi
peserta didik untuk sedikit mengurangi ketergantungannya pada guru, sehingga
mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri.
Guru sebagai pembimbing,
pembelajaran hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
cara membimbing karena bimbingan merupakan alat yang penting gunalebih
mengefektifkan proses pembelajaran.
Sebagai pembimbing guru menjadi
parantara dalam hubungan antar manusia. Tujuannya ialah agar guru dapat menciptakan
secara maksimal kualitas lingkungan yang interaksi. Dalam hal ini ada tiga
macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu:
Mendorong
berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan gaya interaksi
pribadi dan menumbuhkan hubungan yang positif dengan pesrta didik.
B.
Makna Pengembangan Karir bagi Kesejahteraan Guru Pendidikan Dasar
Untuk pengembangan karir diperlukan
pengakuan bahwa karir pada dasarnya adalah suatu respons kebutuhan uintuk
bekerja, karena karir menunjukan rangkaian atau urutan pekerjaan yang dipegang
oleh oarng-orang selama riwayat pekerjaannya.
Sekolah dalam pengembangan karir
para guru tidak terlepas dari kuncinya, yaitu: pemahaman, determinasi dan
kemampuan para guru, sebab karir itu sendiri adalah realitas objektif dan
subjektif.
Pengembangan karir pada sekolah
merupakn suatu proses yang berjalan terus dan berlangsung sepanjang tahap
kehidupan serta mencakup pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan konsep
diri guru serta mengimplementasinya terhadap kemajuan sekolah, melalui
pengembangan nilai-nilai kinerja, mengkristalisasikan identitas, mempelajari
kesempatan-kesempatan yang tersedia dan mencocokan dengan situasi kerja,
sehingga menimbulkan semangat kerja yang timggi untuk kepentingan sekolah.
Hal-hal yang perlu diperatikan dalam
pengembangan karir:
1.
Kecakapan dan
kemampuan pekerjaan
2.
Perolehan
perilaku peranan yang cocok
3.
Penyesuaian
dengan kelompok kerja dan norma-normanya
4.
Pengetahuan
tentang nilai organisasi
Cara yang dapat dilakukan sekolah dalam merencanakan program
pengembangan karir yang lebih objektif yaknu sebagai berikut:
1.
memberikan
pekerjaan yang menarik
2.
memberikan
latihan yang memadai
3.
membrikan umpan
baik tepat waktu dan sesuai
4.
memilih guru
yang cakap
5.
merencanakan
program orientasi
6.
menempatkan
guru dalam kelompok kerja yang mempunyai semangat tinggi.
BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN GURU PENDIDIKAN DASAR
Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan tujuan
Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan
manusia seutuhnya yaitumanusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi perekti luhur, memiliki pengetahua dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
A.
Eksistensi Guru Pendidika Dasar
1.
Pengertian Guru
Dalam kehidupan masyarakat guru
mempunyai kedudukan/status sosial yang amat penting dan menentukan. Guru
merupakan figure manusia yang menjalankan tugas dan kewajiban mulia. Ia
berperan sebagai petunjuk jalan untuk memcapai keutamaan dalam hidup.
Istilah guru berasal dari bahasa
India, untuk menyebut para pengajar yang menda’wahkan ajaran agama. Dalam
bahasa Arab guru disebut Al-mu’alim atau Al-ustadz (Bhineka Karya Winaya No.
108,1977:3).
Berdasarkan Surat Edaran Kepegawaian
Negara Nomor: 57/686/MPK/1989. Dijelaskan bahwa guru adalah Pegawai Negeri
Sipil yang diberi tugas, wewenang dan tangggung jawab oleh pejabat yang
berwewenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah termasuk hak-hak yang
elekat dalam jabatannya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:189 Guru
diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariaannya, profesinya)
mengajar, sehingga kita mengenal Guru Agama yaitu guru yang mengajarkan mata pelajaran
Agama: Guru Bantu atau Guru Tetap (GT) ).
2. Peran
Guru Pendidikan Dasar
Berdasarkan peran guru yang telah
dipaparkan serta jasa-jasa guru yang tidak terhingga, secara global dapat di
klasifikasikan bahwa guru tidak hanya berperan dilingkungan sekolah (secara
formal) dan dilingkungan keluarganya secara informal.
3.
Kompetensi Guru Pendidikan Dasar
Dlam hubungannya dengan tugas guru
sebagai pengajar, Nana Sudjana (1089:19) menjelaskan bahwa kemampuan guru atau
kompetensi yang banyak berhubungan dengan usaha peningkatan proses dan hasil
belajar dapat digguskan kedalam empat kemampuan, yakni:
a). merencanakan
program
b).
melaksanakan dan memimpin (mengelola) proses belajar mengajar
c). menilai
kemampuan proses belajar mengajar
d).
menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata
pelajaran yang dipegangnya/dibinanya
B.
Kewajiban Guru Pendidikan Dasar
1.
Kewajiban guru sebagai PNS
2.
Kewajiban guru sebagai pendidik dan pengajar
C.
Hak Guru Pendidikan Dasar
Secara global hak-hak yang harus
diterima guru sebagai pegawai negeri sipil dan sebagai pegawai yang mempunyai
jabatan profesional diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Hak Finansial
Berkaitan dengan fisik-material yang
berfungsi sebagai respon terhadap kebutuhan dasar (basic needs) manusia yaitu
sandang, pangan, pangan, dan papan.
Hak-hak
yang bersangkutan hak finnansial dapat diklasifikan, sebagai berikut:
a).
Hak mendapat gaji dan tunjangan lainnya
b).
Hak mendapatkan kesehatan
c).
Hak mendapatkan tunjangan hari tua/pensiun
d).
Hak mendapatkan kenaikan pangkat/jabatan
e).
Hak mendapatkan kenaikan gaji berkala.
2.
Hak Mental
Yang dimaksud dengan hak mental
adalah segala sesuatu yang wajib diterima guru yang berkaitan dengan upaya
pemenuhan kebutuhan rohani.
Adapun yang temasuk hak mental
antara lain:
a).
Hak memperoleh interaksi demokratis
b).
Hak mendapatkan cuti
BAB III
POLA PENGEMBANGAN KARIR GURU PENDIDIKAN DASAR
A.
Pengertian Pengembangan Karir
Beberapa oengertian pengembangan
karir:
1.
Pengembanan
karir adalah suatu rangkaian (urutan) posisi atau jabatan yang ditempti
seseorang selama masa kehidupan tertentu
2.
Pengembangan
karir adalah perubahan nilai-nilai, sikap dan memotivasi yang terjadi pada
seseoarang, karena dengan penambahan/peningkatan usianya akan menjadi senakin
matang.
3.
Pengembangan
karir adalah usaha yang dilakukan secar formal dan berkelanjutan dengan
difokuskan pada peningkatan dan penambahan kemampuan guru.
B.
Tujuan Pengebangan Karir
Bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
efektivitas pelaksanaan pekerjaan guru agar semakin mampu memberikan kontribusi
terbaik dalam mewujudkan tujuan pendidikan.
C.
Pendekatan Pengembangan Karir Guru Pendidikan Dasar
Pendekatan-pendekatan untuk
menggambarkan pengembangan karir, diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Teori Trait
Faktor
Individu guru dilihat sebagai suatu pola sifat-sifat, seperti
minat-minat, bakat-bakat, hasil jerja, ciri-ciri, keberhasilan yang
didefinisikan melalui alat-alat objektif.
2.
Teori
Kepribadian dan Lingkungan Kerja
Menurut Holland tumbuh dan penglaman-pengalaman dengan orang-orang
yang terlibat dalam mengambil keputusan.
3.
Teori
Sosioekonomik
Guru dapat dilihat dari dampak faktor lingkungan terhadap
pilihan-pilihan keputusan-keputusan, dampak dari sifat ekonomidan makna
pekerjaan dalam masyarakat.
D.
Tanggung Jawab Pengembangan Karir Guru Pendidikan Dasar
Dikabarkan menjadi beberapa tugas
pengembangan karir sebagai berikut:
1.
Perencanaan
pengembangan karir tergantung sepenuhnya oleh sekolah secara sepihak
2.
Pelaksanaan
pengembangan karir tergantung sepenuhnya pada sekolah
3.
Kontrol hasil
pengembangan karir dilakukan secara ketat oleh sekolah
4.
Pengembangan
karir diartikan dan dilaksanakan melalui kegiatan promosi jenjang
jabatan/posisi yang lebih tinggi.
E.
Mendesain Program Pengembanga Karir
Untuk merealisasikan secara kongkrit
bantuan sekolah terhadap pengembangan karir guru sebagai individu, maka perlu
di desain secara integral. Maka dari itu perlu dibedakan tiga fase dalam
mendesain program pengembangan karir yang terdiri dari:
1.
Fase
Perencanaan
Merupakan aktivitas menyelaraskn rancangan guru dan rancangan
sekolah mengenai pengembangan karir dilingkugan. Tujuan dari fase ini adalah
untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan para guru dalam melaksanakan
tugas-tugasnya.
2.
Fase Pengarahan
Fase ini dimaksud untuk membantu para guru agar mampu mewuudkan
perecanaannya menjadi kenyataan, yakni dengan menetapkan tipe karir yang diinginkannya
dan mengatur langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkannya.
3.
Fase Pengembangan
Tentang waktu yang dipergunakan guru untuk memenuhi persyaratan
yang memungkinkannya melakukan gerak dari suatu posisi ke posisi lain yang
diinginkannya.
BUKU
2
Judul
Buku: METODE PENDIDIKAN ANAK (TEORI DAN PRAKTIK)
Penulis:
Dr. H. Dindin Jamaluddin
Penerbit:
Pustaka Al-Fikriis
BAB II
KONSEPSI TENTANG PENDIDIKAN, PENGAJARAN DAN TEORI PERKEMBANGAN
A.
Definisi Pendidikan
Rupert C.Lordge dalam philosophy of
Education (1974:23) menyatakan bahwa pengertian yang luas pendidikan itu
menyangkut seluruh pengalaman. Definisi pendidikan yang mungkin irumuskan
adalah definisi dalam arti sempit. Menurut Lodge (1974:23), secara sempit
pendidika adalah pandidikan di sekolah, jadi pendidikan adalah pendidikan
formal.
Pendidikan adalah usaha meningkatkan
diri dalam segala aspeknya. Definisi ini mencakup kegiatn pendidikan yang
melibatkan guru maupun yang tidak melibatkan guru (pendidik), mencakup
pendidikan formal maupun nonformal serta informal.
B.
Pengertian Pengajaran
KH. Dewntara berpendapat bahwa pengajaran
itu adalah sebagian dari pendidikan. Ia menyatakan sebagai berikut (Dewantara,
1962:20): Pengajaran (Onderwijs) itu tidak lain dan tidak bukan ialah salah
satu bagian dari pendidikan. Jelasnya, pengajaran tidak lain ialah pendidikan
dengan cara memberikan ilmu atau pengetehuan serta kecakapan.
C.
Memahami Metode Mengajar
1.
Metode Pengajaran Berprogram
Adalah
metode pengajaran yang langkah-langkahnya disusun secara berprogram, sehingga
dengan cara seperti itu metode tersebut ikut mengajar murid.
2.
Metode Pengajaran Modul
Sebuah
modul haruslah berupa sebuah paket pengajaran yang memuat satu konsep atau
prinsip bahan pengajaran.
D.
Memahami Model-Model Pengjaran
1.
Jalan Pelajaran
Konsentris
Seluruh bahan pelajaran dijalani beberapa kali dan permulaan hingga
akhir, dimulai dari yang paling mudah dan paling penting
2.
Jalan Pelajaran
Suksestif
Artinya urutan atau berurutan. Di dalam jalan pelajaran ini seluruh
bahan hanya dilalui satu kali, karena pengajaran maju secara baerurutan.
3.
Jalan Pelajaran
Sintesis
Menunjukan kegiatan belajar mengajar mengajar seharusnya dimulai
dari mempelajari unsur-unsur atau bagian-bagian untuk selanjutnya membuat
kesimpulan atau merumuskan keseluruhan.
4.
Jalan Pelajaran
Analisis
Merupakan kebalikan dari sintesis. Dimulai dari yang umum, menuju
yang khusus, dari kebutuhan menuju bagian-bagian.
E.
Teori Perkembangan
Beberapa alasan mengapa pemahaman itu penting:
1.
Masa anak
merupakan periode perkembangan cepat dan terjadinya perubahan dalam banyak
aspek perkembangan
2.
Pengalaman masa
kecil mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perkembangan berikutnya
3.
Pengetahuan
tentang perkembangan anak dapat membantu mereka mengembangkan diri dan
memecahkan masalah yang dihadapinya.
4.
Melalui
pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, dapat
diantisipasi tentang berbagai upaya untuk memfasilitasi perkembangan tersebut,
baik dilingkungan keluarga, sekolah
maupun masyarakat
Upaya memahami perkembangan anak dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan sebagaimana dijelaskan berikut ini:
1.
Pendekatan
Perkembangan Kognitif
Merupakan suatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku
anak. Ada tiga model perkembangan kognitif, antara lain:
a)
Model dan
Piaget
Piaget
berpendapat bahwa perkembangan manusia dapat digambarkan dalm konsep fungsi dan
struktur-struktur. Dalam membahas fungsi-fungsi, Piaget mengelompokkannya
seperti:
Ø Organisasi, yang merujuk pada fakta bahwa semua struktur kognitif
berinterelasi dan berbagi pengetahuan baru harus diselesaikan kedalam sistem
yang ada.
Ø Adptasi, yang merujuk pada kecenderungan organisme untuk
menyelaraskan dengan lingkungan.
·
Asimilasi:
Kecenderungan untuk memahami pengalaman baru berdasarkan pengetahuan yang telah
ada.
·
Akomodasi:
Perubahan struktur kognitif karena pengalaman baru.
b)
Model
Pemrosesan Informasi
Pendekatan ini
merumuskan bahwa kognisi manusia sebagai suatu sistem, yang terdiri atas tiga
bagian:
Ø Inpui dari lingkungan, yaitu proses informasi/stimulasi
(rangsangan) yang masuk kedalam reseptor-reseptor pancaindera dalam bentuk
penglihatan, suara dan rasa.
Ø Proses, yaitu pekerjaan otak untuk mentransformasikan
informasi/stimulasi dalam cara yang beragam.
Ø Output, yang berbentuk tingkah laku, seperti berbicara, menulis,
interaksi sosial dan sebagainya.
c)
Model Kognisi
Sosial
Dapat diartikan
sebagai pengetahuan tantang lingkungan sosial dan hubungan interpersonal.
2.
Pendekatan
Belajar atau Lingkungan
a)
Respondent
Behavior, adalah respon yang didasarkan kepada refleks yang dikontrol oleh
stimulasi.
b)
Operant
Behavior, yaitu tingkah laku sukarela yang dikontrol oleh dampak atau
konsekunnya.
3.
Pendekatan
Etologi
Pendekatan ini merupakan studi perkembangan dari perspektif
evolusioner yang didasarkan pada prinsip-prinsip evolusi yang diajukan pertama
kalinya oleh Charles Darwin.
Lorenz dan Tin
Berger, dua orang pendiri gerakan etologi, mengidentifikasi empat karakteristik
tingkah laku bawaan, yaitu:
a)
Universal
b)
Stereotip
c)
Bukan hasil
belajar
d)
Sangat minim
sekali dipengaruhi lingkungan.
4.
Pendekatan Imam
AL-Ghozali
Berpendapat bahwa manusia/anak dilahirkan dengan membawa fitrah
yang seimbang dan sehat. Kedua orangtuanyalah yang memberikan agama kepada
mereka.
BAB III
METODE PENDIDIKAN DAN TAHAPAN PENDIDIKAN ANAK
A.
Pengertian Metode Pendidikan
Adalah semua cara yang digunakan
dalm upaya mendidik. Kata “Metode” disini diartikan secara luas. Karena
mengajar adalah salah satu bentuk upaya mendidik, maka metode yang dimaksud
disini mencakup juga metode mengajar. Dalam literatur ilmu pendidikan,
khususnya ilmu pengajaran dapat ditemukan banyak metode pengajaran.
B.
Metode Pembinaan Rasa Beragama: Tahapan Awal
·
Pertama, dialog
itu berlangsung secara dinamis karena kedua pihak terlibat langsung dalam
pembicaraan, tidak membosankan.
·
Kedua,
pendengaran tertarik untuk mengikuti terus pembicaraan itu, karena ia ingi tahu
kesimpulannya.
·
Ketiga, mettode
ini dapat membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa yang membantu
mengarahkan seseorang menentukan sendiri kesimpulannya.
·
Keempat, bila
dialog dilakukan dengan baik, memenuhi akhlaktuntunan islam.
C.
Tahapan Pendidikan Terhadap Anak
1.
Menarik hati
anak dengan ungkapan lembut
2.
Mengajal pergi
seraya menasihati dan mengajarinya
3.
Megajari anak
dengan kalimat tauhid
4.
Tidak mencela
dan menegur anak
BAB IV
TAWARAN SOLUSI METODIS: PENDIDIKAN KELUARGA DAN METOFE TALQIN
Menurut
Alex Inkeles, ada beberapa indikator sikap modern seseorang yaitu:
1.
Kegandrungan
untuk menerima gagasan baru serta mencoba metode baru
2.
Kesediaan untuk
menyatakan pendapat
3.
Kepekaan pada
waktu
4.
Rasa ketepatan
waktu yang lebih baik
5.
Keprihatinan
besar untuk merencanakan organisasi dan efisiensi
6.
Kecenderungan
melihat dunia sebagai sesuatu yang dapat dihitung
7.
Keyakinan pada
keadilan yang dapat diratakan.
Gede Raka,
mengungkapkan bagaimana kondisi dan karakter bangsa Indonesia dewasa ini,
yakni:
1.
Budaya korupsi
2.
Kultur
kekerasan
3.
Kemunafikan
4.
Peminta-minta
5.
Individualistis
6.
Menurunnya
kebanggaan terhadap bangsa.
A. Orientasi Orang Tua
Tahap
pertama: theological and military epoch, tahap teologi
Tahap
kedua: metaphysical and juridical epoch, tahap metafisika
Tahap
ketiga: science and industry, tahap ilmu pengetahuan dan industri atau tahap
positivisme
Secara logis dan korelatif adalh
jika cita-cita orang tua adalah mempersiapkan anaknya untuk mempersiapkan
anaknya untuk dapat berguna dan mampu menghadapi persoalan, maka ia harus
membiasakan diri dalam pembentukan anaknya sesuai dengan cita-citanya tersebut.
B.
Sosiologi Keluarga
Karakteristik manusia menurut sosiologi:
1.
Makhluk
bermasyarakat
2.
Makhluk berakal
3.
Makhluk
berpolitik
4.
Makhluk yang
berekonomi
Keluarga adalah entitas penting yang hidup dalam masyarakat.
Berdasarkan komposisinya, keluarga dapat dibagu menjadi dua:
a)
Nuclear Family: keluarga inti (ayah, ibu, anak)
b) Extended Family atau Joint Family
C.
Pendidikan Anak: Antara Harapan dan Kenyataan
Pendidikan anak yang perlu diketengahkan
adalah pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan anak agar sampai pada
tingkat kemanusiaannya yang paling haqiqi.
D.
Metode Talqin Sebagai Strategi Interanalisis
Strategi pembelajaran metode talqin:
1.
Ceramah
2.
Demonstrasi
3.
Diskusi
4.
Simulasi.
BUKU
3
Judul
buku: PENGANTAR PENDIDIKAN Landasan, Teori, dan 234 Metafora Pendidikan
Penulis:
Prof. Dr. Sudarwan Danim
Penerbit:
ALFABETA
BAB I
DEFINISI, METAFORA, DAN KONSEP DASAR PENDIDIKAN
A.
Pendidikan Setua dan Seakhir Peradaban
Metamorfosis pendidikan terus
berlangsung hingga sekarang dan akan terus berlanjut hingga akhir zaman.
Pendidikan merupakn gejala kehidupan setua dan seakhir peradaban manusia.
Kebutuhan, tuntutan, substansi dan
praktis pendidikan akan terus mengalami penyempurnaan dengan pembawaan sifat
yang kontinyu tiad akhir. Pendidikan akan berakhir ketika peradaban manusia
berhenti total, dimana semua manusia telah enyah dari muka bumi ini, entah
kapan.
B.
Definisi Pedidikan
Pendidikan adalah proses perambatan
manusia menuju puncak optimis potesi kognitif, efektif dan psikomotorik yang
dimilikinya.
Metamorfosis
pendidikan:
P:
Proses
E:
Elevasi
N:
Nondiskriminasi
D:
Dinamis
I:
Intensif
D:
Dewasa
I:
Individu
K:
Kontinyu
A:
Adaptasi
N:
Nirlimit
C.
Metafora dan Makna Pendidikan
Ada sua masalah dengan definisi
pendidikan:
·
Pertama,
definisi pendidikan menggunakan metafora transmisi pengetahuan terlalu sering
dianggap benar secara harfiah
·
Kedua, definisi
pendidikan memberi gambaran mengenai apa yang paling penting tentang “proses
menjadi” dan hasilnya berupa orang yang “berpendidikan”.
Pendidikan adalah membangun manusia dengan pemberadaban manusia.
Kebodohan merupakan cikal bakal utama bancana kemanusiaan. Cikal bakal
kebodohan adalah kemalasan dalam belajar dan ketidaktahuan akan makna sejati
pendidikan.
D.
Menjadi Manusia Berpendidikan
Esensi pendidikan adalah membangun
manusia dengan tingkah keterpelajaran tertentu atau berpendidikan. Manusia yang
berpendidikan adalah mereka yang mampu memahami fenomena secara akurat,
berfikir jernih dan bertindaj secara efektif sesuai dengan tujuan dan aspirasi
yang ditetapkan oleh dirinya.
E.
Empat Dimensi
Pendidikan adalah proses menjadikan
manusia berpendidikan. Ada empat dimensi yang harus dipenuhi untuk menjadi
berpendidikan. Dimensi yang dimaksud adalah:
1.
Agen
pembelajaran
2.
Katalis belajar
3.
Konteks
pembelajaran
4.
Cita-cita yang
terbangun dari hasil pembelajaran.
F.
Objek Pendidikan
1.
Objek Formal
Semua gejala insani, berupa proses atau situasi pendidikan yang
menunjukan keadaan nyata yang dilakukan atau dialami, serta harus difahami oleh
manusia.
2.
Objek materi
ilmu pendidikan
BAB II
TUJUAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN
A. Esensi Tujuan dan Fungsi
Tujuan
dan fungsi pendidikan seseringnya sulit dibedakan. Tujuan: Merujuk pada hasil
sedangkan fungsi merujuk pada proses.
·
Tujuan:
Berkaitan dengan akhir dari sebuah proses atau capaian yang diperoleh dari
proses pendidikan itu.
·
Fungsi: Merujuk
pada hasil lain yang mungkin terjadi sebagai sampingan atau konsekunsi dari
proses pendidikan itu.
B. Tujuan Pendidikan
Secara
akademik, pendidikan memilki beberapa tujuan:
·
Pertama,
mengoptimasi potensi kognitif, afektif dan psikomotorik yang dimiliki
·
Kedua,
mewariskan nilai-nilai budaya
·
Ketiga,
mengembangkan daya adptabilitas
·
Keempat,
meningkatkan dan mengembangkan tanggung jawab moral
·
Kelima,
mendorong dan membantu mengembangkan sikap tanggung jawab
·
Keenam,
mendorong dan membantu memehami hubungan yang seimbang antara hukum dan
kebebasan pribadi dan sosial
·
Ketujuh,
mendorong dan mengembangkan rasa harga diri, kemandirian hidup, kejujuran dalam
bekerja dan integritas
·
Kedelapan,
mendorng dan mengembangkan kemampuan untuk melanjutkan studi
·
Kesembilan,
mendorong dan mengembangkan dime nsi fisik, mental dan disiplin
·
Kesepuluh,
mengembangkan proses berfikir secara teratur
·
Kesebelas,
mengembangkan kapasitas diri.
C. Fungsi Pendidikan
Pendidikan
membawa misi mulia sebagai proses kemanusiaan dan permanusiaan, baik alami
maupun buatan. Di Indonesia, pendidikan nasional dikonsepsikan sebagai
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU No. 20 Tahun
2003 tentang sisdiknas dan produk hukum lainnya.
BAB III
HUKUM DASAR PENDIDIKAN
A.
Hukum Nativisme
Berasumsi bahwa ada faktor koderati
yang dibawa sejak lahir. Ketika seseorang ditimpa “kemalangan” begitulah
nasibnya. Juga ketika seseorang siswa ditimpa “kemajuan”, begitulah
keberuntungan atau kebalikan nasibnya.
B.
Hukum Naturalisme
Pelopor hukum atau aliran
naturalisme adalah J.J.Rousseau (1712-1778), filsuf Perancis. Menurut Rousseau,
faktor lingkungan menjadi penyebab pembawaan baik anak menjadi rusak. Bahkan
Rousseau juga berpendapat bahwa pendidikan yang diterima oleh anak dari orang
dewasa malahan dapat merusak pembawaan anak yang baik itu. Mungkin inilah yang
menginspirasi. Megan Fox mengatakan, “I havee never been a big believer
informal education”. Aku tidak pernah percaya sepenuh hati pada pendidikan
formal!!.
C.
Hukum Empirisme
Pertama kali ditemukan oleh John
Locke, dalam bukunya An Essay Concerning Human Understanding. Dia berpendapat
bahwa satu-satunya cara mana manisia memperoleh pengetahuan adalah melalui
pengalaman atau penginderaan..
D.
Hukum Konvergensi
Hukum ini ditemukan oleh Wiliam
Strem (1871-1938) dimana ia berpendapat bahwa perkembangan pribadi manusia
merupakn hasil konvergensi.
BAB IV
LANDASAN-LANDASAN PENDIDIKAN
A.
Landasan Filosofer
1.
Perenialisme
Didasarkan pada pandangan bahwa realiitas fundamental tetap berasal
dari kebenaran, khususnya berkaitan dengan Tuhan dan kebenaran ajaran-Nya.
2.
Idealisme
Dalam konteks kependidikan memandang bahwa realitas akhir adalah
roh, bukan materi atau fisik. Aliran ini memandang nilai itu bersifat permanen,
tidak berubah. Nilai-nilai yang berkaitan dengan baik, benar, salah, cantik,
indah dan sebagainya selalu tidak berubah sepanjang sejarah peradaban umat
manusia.
3.
Realisme
Memandang secara dua titik. Hakekat realitas ialah terdiri atas
dunia nyata atau fisik dan dunia ruhani atau abstrak. Realitas itu sendiri
terdiri dari dua belahan:
·
Subjek yang
menyadari dan mengetahui
·
Realita dunia
yang menjadi objek pengetahuan manusia.
4.
Eksperimentalisme
Berpendapat bahwa kebenaran adalah apa yang bisa diwujudkan
sekarang dan kebaikan berasal dari keputusan kelompok.
5.
Eksistensialisme
Dalam arti luas adalah suatu filsafat abad ke-20 yang berpusat pada
analisis mengenai keberadaan dan cara manusia menentukan diri mereka yang ada
di dunia. Gagasan dasarnya adalah manusia menghabiskan waktu seumur hidup untuk
mengubah esensi alam.
B.
Landasan Sosiologis
1.
Reproduksi
sosial
2.
Modal budaya
3.
Status sosial
4.
Makhluk sosial
C.
Landasan Psikologis
1.
Pendekatan
Strukturalis
Merupakan aliran pertama psikologi, dengan fokus utama menderivasi
proses mentsl kedalam komponen yang paling dasar.
2.
Pendekatan
Humanis
Merupakan realitas dari psikologi eksistensial dan pemahaman akan
keberadaan dan tanggung jawab sosial seseorang
3.
Pendekatan
Behavioris
Merupakan suatu satu filsafat psikologi didasarkan pada proposisi
bahwa semua hal yang dilakukan termasuk organisme bertindak, berfikir dan
perasaan dapat dan harus dianggap sebagai perilaku
4.
Pendekatan
Psikoanalisis
5.
Pendekatan
Gestalt
6.
Didasarkan pada
gagasan bahwa manusia mengalami hal-hal sebagai keseluruhan yang bersatu
7.
Pendekatan
Kognitif
Adalah cabang psikologi yang mempelajari proses mentsl termasuk
bagaimana orang berfikir
8.
Pendekatan
Fungsional
Adalah filsafat yang menentang psikologi strukturalisme yang
berkelaku dari akhir abad 19.
BAB V
TEORI DASAR PENDIDIKAN
A.
Teori Teoritis
Dalam konteks teori dan ilmu
pendidikan, dimensi realitas itu berkaitan dengan pengalaman pancaindera
manusia secara empiris.
Dalam
dasar ontologi ilmu pendidikan membahas masalah:
1.
Keberadaan
fenomena kependidikan yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris atau
rasional
2.
Hakikat dan
disiplin apa yang dikaji dalam ilmu pendidikan
3.
Wujud yang
hakiki darim objek ilmu pendidikan
4.
Hubungan antara
objek ilmu pendidikan dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan
kependidikan
5.
Fenomena yang
kita ketahui atau apa fokus kajian dari ilmu pendidikan
B.
Teori Pendidikan
1.
Teori
Fungsional (Functionalist theoty)
2.
Teori konflik
(conflict theory)
3.
Teori
interaksionis simbolis (symbolic interactionists)
4.
Teori
Rekonstruksionis
C.
Teori Pendidikan Perdamaian
Bersifat negatif dan positif.
Pendidikan perdamaian negatif mencoba “memadamkan api” sementara pendidikan
perdamaian positif mencoba untuk menghentikan “kebakaran” atau konflik.
Pendidikan perdamaian didasarkan
pada filosofi yang mengajarkanarti kekerasan, cinta, kasing sayang,
kepercayaan, keadilan, kerjasama dan menghormati keluarga manusia dan seluruh
kehidupan.
D.
Teori Pendidikan Robert M.Hutchins
1.
Teori Nilai
2.
Teori hakikat
manusia
3.
Teori balajar
4.
Teori
kematangan
5.
Teori
lingkungan
6.
Teori
interdependensi sosial
7.
Teori pola
interaksi
8.
Teori transmisi
9.
Teori
Masyarakat
BAB VI
ILMU PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
A.
Esensi Ilmu
Konsep ilmu pendidikan dibangun dari
dua istilah yaitu ilmu dan pendidikan. Ilmu merupakan organisasi sistematik
dari suatu bangunan pengetahuan (body of know ledge) beserta pengembangannya.
Sedankan pendidikan adalah sama dimana-mana
B.
Ancaman Kematian Ilmu Pendidikan
Memasuki era “mazhab” guru bidang
studi, ilmu pendidikan mengalami ancaman yang luar biasa dahsyat. Aneka program
studi yang tergantung dalam ranah ilmu pendidikan.
C.
Ilmu dan Keterampilan Kependidikan
Ilmu pendidikan adalah ilmu yang mempelajari serta memproses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang/kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut N. Chacon (2002) dalam
rangka pengembangan kemampuan dan keterampilan kependidikan juga perlu upaya
mengembangkan etika profesi guru dengan mengemas program yang menggambit
beberapa dimensi
1.
Penguasaan
substansi pengajaran dan pembelajaran, meliputi ilmu pengetahuan, budaya,
keterampilan, nilai dan sikap dalam integrasi sekolah dan pendidikan
2.
Penguasaan
dimensi teori dan praktik ke pendidikan
3.
Penguasaan
program pendidikan berbasis proses dan hasil dalam keseluruhan perilaku dan
pekerjaan pandidikan
4.
Penguasaan
metode proses pengembangan kegiatan belajar mengajar
D. Ranah Ilmu Pendidikan
1.
Kurikulum
2.
Kegiatan
belajar
3.
Perbuatan
mendidik dan mengajar
4.
Lingkungan
pendidikan
5.
Penilaian
pendidikan
E. Ilmu dan Proses Kerja Pendidikan
Proses
pendidikan dalam kerangka aplikasi ilmu pendidikan didefinisikan sabagai proses
pendidikan dan pengajaran secara keselluruhan dan bermuara pada pembentukan
kepribadiaan siswa.
Dalam kerangka
analisis proses pandidikan menjadi penting untuk mempertimbangkan beberapa prinsip
yang memandu proses itu berlangsung. Proses pendidikan sejati dipandu oleh
kesatuan karakter ilmiah dan ideologis dari proses kependidikan itu sendiri.
F. Ilmu Kependidikan Praktis
Dari sisi
praktis tidak hanya berbicara mengenai seni dan ilmu mendidik dan mengajar,
melainkan juga mendorong banyak orang untuk melakukan redesain dan pemahaman
ulang atas bagaimana menggunakannya ketika merumuskan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan siswa dan kewajiban zaman.
Hubungan antara ilmu dan tori praktik dapat dibangun
melalui kerangka kebijakan yang mengkodifikasi pengetahuan kependidikan dan
cabang ilmu lain yang dimiliki oleh guru.
BAB VII
EMPAT PILAR PENDIDIKAN
UNESCO= (United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization) atau organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pendidikan, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan, telah menggariskn empat pilar utama pendidikan,
yaitu:
1.
Belajar Untuk
Mengetahui
Dimaksudkan mendorng siswa memperoleh pengetahuan secara terstruktur
disamping penguasaan alat belajar. Dengan demikian, pembelajaran merupakan
sarana sekaligus sebagai upaya mencapai tujuan akhir eksistensi manusia
2.
Belajar Untuk
Bekerja
Masa depan ekonomi ini tergantung pada kemampuan mereka untuk
mengubah kemajuan pengetahuan kedalam inovasi yang akan menghasilkan bisnis dan
pekerjaan baru.
3.
Belajar Untuk
Menjadi
Pendidikan harus berkontribusi untuk menyelesaikan pengembangan
setiap orang, rohani dan jasmani, kecerdasan, kepekaan, spirittualitas,
estetika dan apresiasi semua orang dimasa kecil dan remaja harus menerima
pendidikan sehingga mereka dapat mengambil keputusan sendiri untuk memilih
kursus terbaik dalam hidup mereka.
4.
Belajar Untuk
Hidup Bersama
Pengalaman menunjukan bahwa tidaklah cukup membantu kontak dan
komunikasi antara orang-orang yang bertanggung jawab untuk datang kedalam
konflik dalam rangka mengurangi resiko ini.
BAB VIII
PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT
A. Belajar Bisa Belajar
Pendidikan
merupakan perilaku manusia normal dan pembelajaran menjadi intinya. Istilah
“pendidikan” dengan istilah “belajar” sering dikacaukan, sehingg muncullah kata
belajar sepanjang hayat (lifeling learning) atau pendidikan sepanjang hayat
(lifelong education) yang dikenal juga dengan sebutan pendidikan seumur hidup.
Istilah “pendidikan” dimaknai sebagai proses pembentukan manusia seutuhnya
sedangkan belajar dimaknai sebagai proses pembentukan manusia seutuhnya ,
sedangkan belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil
perbuatan belajar itu. Dengan demikian, istilah belajar lebih bermakna fokus
demi fokus atas materi pembelajaran yang dilaksanakan secara konteksual.
B. Konteks Belajar Sepanjang Hayat
·
Pendidikan
dirumah
·
Pendidikan
orang dewasa
·
Pendidikan
berkelanjutan
·
Pendidikan
pekerjaan
·
Pendidikan
belajar pribadi
C. Pilar Pembelajaran Sepanjang Hayat
·
Rasa ingin tahu
·
Optimisme
·
Keikhlasan
·
Konsisten
·
Pandangan
visioner
·
Tuntunan
pekerjaan
BAB IX
PENDIDIKAN UNTUK REFORMASI SOSIAL
A. Esensi Reformasi Pendidikan
Peran
pendidikan sebagai agen atau instrumen perubahan/reformasi sosial telah diakui
secar luas, sejak dulu hingga hari ini. Menurut Maclver perubahan sosial muncul
sebasai respon terhadap berbagai jenis perubahan yang terjadi dalam lingkungan
sosial dan nonsosial
B. Intervensi Terhadap Pendidikan
1.
Pembelajaran
Eksperiensi
2.
Pengembangan
Masyarakat
3.
Peduli pada
kehidupan kejiwaan
4.
Melek ekologis
C. Perubahan Sosial Progresif
1.
Membangun
masyarakat yang cekatan dan tanggap atas kondisi yang ada
2.
Perubahan sikap
perilaku, kesadaran hukum dan kebijakan institusi untuk lebih mencerminkan
nilai-niilai inklusi, keadilan, keberagaman dan kesempatan
3.
Menekankan pada
akuntabilitas dan responsif antarintansi
4.
Memperluas
makna dan praktis
5.
Membangun
kontrol sosial dan politik
6.
Membangun daya
kompetisi pada masyarakat dan kelaangkaan terdidik.
BAB X
SEKOLAH SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN
A. Fungsi Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan
1.
Penyesuaian
2.
Pengintegrasian
3.
Diagnostik dan
direktif
4.
Diferensiasi
5.
Selektif
6.
Hubungan
pembantuan dan refeal
B. Tujuan dan Prinsip
Tujuan untuk memberikan bekal kepada siswa/peserta didik untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara
serta mempersiapkan mereka untuk menempuh studi pada jenjang pendidikan
menengah.
BAB XI
MASYARAKAT SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A. Memperkuat Pendidikan Masyarakat
1.
Pentuan nasib
sendiri
2.
Menyangga diri
sendiri
3.
Pengembangan
kepemimpinan
4.
Lokalisasi
5.
Pengiriman jasa
terpadu
6.
Penggunaan
sumber daya yang maksimum
7.
Inklusif
8.
Kecekatan
9.
Belajar sepanjang
hayat
B. Pendidikan Berbasis Masyarakat
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiiknas, yang menyebutkan
bahwa:
“Pendidikan berbaris masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi dan potensi masyarakat
sebagai perwujudan pendidikan dari , oleh dan untuk masyarakat”.
BAB XII
KELUARGA SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN
Fungsi Keluarga dan
Hambatannya
Fungsi: memberi kontribusi bagi kemajuan terbaik masyarakat.
Hambatan-hambatan:
1.
Keluarga
mungkin akan kekurangan sarana untuk membantu anak-anak mereka belajar
2.
Sekolah mungkin
tidak tahu cara efektif mendorng keluarga untuk berpartisipasi bagi kegiatan
belajar anak.
3.
Prosedur
penjangkauan ketrlibatan yang tidak sensitif terhadap nilai-nilai masyarakat
dapat menghalangi partisipasi
4.
Kedulian stap
sekolah mungkin berbeda dalam hal komitmen terhadap keterlibatan keluarga
5.
Mengubah sistem
kebijakan sekolah meminta keterlibatan keluarga dapat menciptakan
ketidakstabilan hubungan antar-sesama.
BAB XIII
LEMBAGA PENDIDIKAN SEBAGAI INDUSTRI
PENGETAHUAN
A. Hakekat Industri Pengetahuan
Merujuk pada
lembaga yang dibentuk sebagai wahana mengumpulkan, menciptakan, memindahkan dan
menerima pengetahuan yang langsung atau tidak langsung memiliki nilai ekonomis.
B. Lembaga Pendidikan Sebagai Industri Pengetahuan
Menurut
Psacharopoulus (1987) Industri pendidikan dapat diartikan sebagai pengelompokan
perusahaan, instansi, organisasi departemen atau tim yang didalamnya
menghendaki baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menyebarkan
pengetahuan dalam bentuk apapun.
C. Pendidikan dan Pengetahuan
Pendidikan
merupakan wahana sekaligus industri pengetahuan. Sekolah dan lembaga pendidikan
formal merupak bagian dari praktiknya. Keluargapun berperan sebagai wahana
transformasi pengetahuan sekaligus sebagai industri pengetahuan itu.
Menurut
penjelasan ilmiah secara umum pengetahuan dapat dibedakan menjadi lima tipe:
1.
Pengetahuan
praktis
2.
Pengetahuan
intelektual
3.
Pengetahuan
masa lalu
4.
Pengetahuan
spiritual
5.
Pengetahuan
yang tidak diinginkan
D. Jenis-Jenis Industri Pengetahuan
1.
Pendidikan
2.
Penelitian daan
pengembangan
3.
Kreasi dan
komunikasi
4.
Media
komunikasi
5.
Layanan
informasi
6.
Mesin informasi
BAB XIV
STIMULASI SUBSTANSI DAN TRADISI
INTELEKTUAL PENDIDIKAN
A.
Stimulasi Substansi Pendidikan
Pemikiran untuk
mengembangkan substansi program secara terbaik, yaitu menyiapkan siswa dari
sekolah-sekolaah apapun juga untuk tidak hanya siap melanjutkan studi melainkan
juga memasuki dunia kerja.
B. Pendidikan dan Tradisi Intelektual
Pendidikan dimaksudkan
untuk mengembangkan tradisi intelek pembelajaran. John Dewey, dia memposisikan
pendidikan dan dirinya sendirinya sendiri dalam tradisi intelektual. Dia
percaya bahwa gerakan demokrasi pembebasan manusia diperlukan untuk mencapai
distribusi kekuasaan publik dan sistem “Kebebasan Manusia” yang adil.
C. Beberapa Asumsi Hakiki
1.
Hakikat manusia
2.
Hakikat
masyarakat
3.
Hakikat
pendidikan
4.
Hakikat subjek
didik
5.
Hakikat guru
dan tenaga kependidikan
6.
Hakikat belajar
mengajar
7.
Hakikat
kelembagaan
BAB XV
PENDIDIKAN PELATIHAN DAN PENDIDIKAN UNTUK SEMUA
A. Abilitas Manusia
Manusia sejati
adalah orang-orang yang memiliki kualitas tinggi secara fisik, intelektual dan
nurani. Kesejatian diri sebagai manusia itu bernilai sosial, ekonomi dan
kebudayaan pada umumnya.
Potensi
abilitas manusia:
1.
Kecerdasan
verba linguistik
2.
Kecerdasan
matematis-logis
3.
Kecerdasan
jasmani-rohani
4.
Kecerdasan
spasial atau keruangan
5.
Kecerdasan
musikal
6.
Kecerdasan
interpersonal
7.
Kecerdasan
intrapersonal
B. Pelatihan dalam Jabatan
Komponen-komponen
pelatihan:
1.
Penyajian teori
2.
Peragaan atau
pendemonstrasian keterampilan-keterampilan
3.
Praktik yang
disimulasikan dan di seting kelas
4.
Umpan balik
terstruktur
5.
Pembekalan
untuk aplikasi
C. Pendidikan Untuk Semua
1.
Dikembagkan
oleh kepemimpinan pemerintah\
2.
Dapat menarik
dukungan yang terkoordinasi dari semua mitra pembangunan
3.
Menentukan
aspek reformasi
4.
Membangun
kerangka keuangan yang berkesinambungan
5.
Berorientasi
pada tindakan dan terikat dengan waktu
6.
Mencakup
indikator kerja tengah masa
7.
Mencapai
sinergi semus upaya pembangunan manusia.
BAB XVI
PERUBAHAN DAN PEMBARUAN PENDIDIKAN
A. Pembaruan Pendidikan
Merupakan
sesuatu yang baru dan bernilai kebaruan dibandingkan dengan sosok yang ada
sebelumnya. Di dunia pembaruan umumnya berlangsung disekolah guna memperoleh hasil
yang terbaik dalam mendidik siswa. Pembaruan juga berlangsung dibidang
administrasi dan penataan sekolah, layann kenseling, kurikulum, kepegawian
sekolah
B. Pendorong Pembaruan Pendidikan
1.
Kondisi yang
tidak diharapkan
2.
Munculnya
ketidakwajaran
3.
Kebutuhan yang
muncul dalam proses
4.
Perubahan dalam
struktur
5.
Kondisi
demografis
6.
Perubahan
persepsi
7.
Pengetahuan
baru
C. Pendekatan dan Kendala
1.
Rational-empirical
strategy
2.
Normal-reeducative
strategy
3.
Power-Coracrave
strategy
Proses
pengembangan inovatif diaplikasikan dalam rangka inovasi dibidang administrasi
pendidikan:
·
Pertama,
masalah atau kebutuhan
·
Kedua,
penelitian
·
Ketiga,
pengembangan
·
Keempat,
komersialisasi
·
Kelima, aspek
sangat esensial dalam keseluruhan proses pengembangan inovasi
·
Keenam, proses
pengembangan inovasi
BUKU 4
Judul buku: Pengantar pendidikan
Penulis: Teguh Triwiyanto
Penerbit: BUMI AKSARA
BAB I
HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA MELALUI PENDIDIKAN
A. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Individu
Aspek-aspek
yang melekat pada individu:
1.
Kematangan
intelektual
2.
Kemampuan
berbahasa
3.
Latar belakang
pengalaman
4.
Cara atau gaya
dalam mempeljari sesuatu
5.
Bakat dan minat
6.
Kepribadian
B. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Terdapat tiga
perspektif dalam melihat dimensi manusia sebagai makhluk sosial:
1.
Perspektif
struktural fungsional
2.
Perspektif
konflik
3.
Perspektif
interaksionisme
C. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Susila atau Bermoral
Susila berasal
dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Pokok manusia
pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
1.
Memberikan
pedoman pada anggota masyarakat
2.
Menjaga
kebutuhan masyarakat
3.
Memberikan
pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial.
D. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Religius
Manusia
religius sering dikaitkan dengan agama yang menjadi keyakinan atas kekuasaan
alam semesta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Keyakinan tersebut tumbuh dan
berkembang menjadi pagangan hidup manusia. Pegangan untuk digunakan sebagai
landasan untuk mendekatkan kebenaran atau kebaikan dan menjauhi kesalahan atau
kejahatan.
BAB II
HAKIKAT PENDIDIKAN
A. Konsep Dasar Pendidikan
Konsep dasar
mengenai pendidikan banyak diberikan oleh para ahli. Konsep-konsep tersebut
saling melengkapi dan menambaah kekayaan pemikiran mengenai pendidikan. Untuk
memahami pendidikan, ada dua istilah
1. paedagogiek bermakna pendidikan
2. paedagogeik berarti ilmu pendidikan
Dapat
disimpimpulkan, pendidikan adallah usaha menarik sesuatu didalam manusia
sebagai upaya memberikan pengalaman-pengalaman belajar berprogram dalam bentuk
pendidikan formal, non formal, informal disekolah dan luar sekolah, yang
berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi kemampuan-kemampuan
individu agar kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
B. Unsur-Unsur Pendidikan
·
Tujuan
pendidikan
·
Kurikulum
·
Peserta didik
·
Interaksi
edukatif
·
Isi pendidikan
·
Lingkungan
pendidikan
Tujuan pendidikan
dalam Sistem pendidikan nasional termuat dalam UU Sisdiknas, yaitu untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaku mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
BAB III
PANDANGAN-PANDANGAN PENDIDIKAN
A. Pandangan-Pandangan Pendidikan
1.
Empiris
2.
Nativisme
3.
Naturalisme
4.
Konvergensi
5.
Perenialisme
6.
Esensialisme
7.
Progressivisme
8.
Rekonstruksionisme
B. Teori-Teori Pendidikan
1.
Teori
Behaviorisme
2.
Teori
kognitivisme
3.
Teori
konstruktivisme
4.
Teori
humanistik
C. Pandangan Pendidikan di Indonesia
1.
Zaman purba
2.
Zaman pengaruh
Hindu-Budha
3.
Zaman
perkembangan permulaan Islam
4.
Zaman pengeruh
Portugis dan Spanyol
5.
Zaman pengaruh
Belanda
6.
Usaha-usaha
rakyat dilapangan pendidikan
7.
Zaman pengaruh
Jepang
8.
Zaman
kemerdekaan
BAB IV
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A. Keluarga
Fungsi yang
melekat sebagai ciri keluarga:
1.
Keluarga
merupakan tempat lahirnya anak-anak oleh orang tuanya
2.
Dalam keluarga
terjadi hubungan sosial yang penuh kemesraan dan afeksi
3.
Keluarga
membentuk kepribadian anak
B. Sekolah
·
Tugas sekolah:
memengaruhi dan menciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan pribadi anak
secara optimal
·
Fungsi sekolah:
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
C. Masyarakat
Adjiwikarta
(1988:33) menyebutkan beberapa unsur, yaitu:
1.
Pendidikan
sebagai pranata sosial
2.
Pendidikan
sebagai kehidupan ekonomi
3.
Pendidikan dan
stratifikasi sosial
4.
Pendidikan dan
modalitas sosial
5.
Pendidikan dan
perubahan sosial
BAB V
PENDIDIKAN, PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN GLOBAL
A. Pendidikan Ilmu, Teknologi dan Pembangunan
Menurut Cable
(1995:23) ada dua kekuatan utama yang mendorong proses globalisasi
·
Improvisasi
alat-alat komunikasi dan transportasi
·
Kemajuan
komputer dan teknologi komunikasi
Faktor yang mempengaruhi ketertinggalan terhadap ilmu dan teknologi
adalah bahwa penciptaan dan pengintegrasian ekonomi global telah menghancurkan
negara-negara yang miskin atau tidak memiliki keungggulan komperatif terhadap
negara maju.
B. Sistem, Pendidikan, Pembangunan Indonesia dan GLOBALISASI
Tilaar (1995:3)
menyatakan bahwa tumbuhnya pendidikan nasional bersama-sama dengan bangkitnya
rasa nasional bangsa Indonesia, praktik pendidikan kolonial yang fdengan jelas
ingin membodohkan rakyat Indonesia dan pendidikan pada negara masa pemerintah.
BAB VI
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
A. Dasar, Fungsi, Tujuan dan Prinsip Pendidikan
Tujuan
pendidikan nasional:
1.
Beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.
Berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
3.
Menjadi warga
negara yang demokratis, secara bertanggung jawab
Prinsip-prinsip
pendidikan diatur sebagai berikut:
1.
Pendidikan
diselenggarakan secara demokratis dan keadilan
2.
Pendidikan
diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan terbuka dan
multimakna
3.
Pendidikan
diselengggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung
4.
Pendidikan
diselenggarakan dengan memberi keteladanan
5.
Pendidikan
diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat.
6.
Pendidikan
diselenggsrskan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran
serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
B. Hak, Kewajiban dan Peran Serta Warga Negara, Orang Tua,
Masyarakat, Pmerintah dan Peserta Didik Dalam Sistem Pendidikan
Sistem
pendidikan nasional menjamin hak, kewajiban setiap warga negara pengertian
warga negara merupakan warga negara Indonesia baik yang tinggal di wilayah NKRI
maupun diluar. Karena tinggal diwilayah maka melekat pula hak dan kewajiban
sebagai warga negara, terutama hak-hak dan kewajibannya dalam sistem pendidikan
nasional.
C. Jalur Jenjang dan Jenis Sistem Pendidikan Nasional
·
Jalur
pendidikan nasional adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan
tujuan pendidikan.
·
Jenis
pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang
dikembangkan.
BAB VII
LAYANAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH
Layanan Kurikulum dan Pembelajaran
Tujuannya untuk
mengoptimalkan kinerja substansi untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah
ditentukan.
Unsur-unsur
substansi/gagasan, meliputi:
1.
Layanan
kurikulum dan pembelajaran
2.
Layanan peserta
didik
3.
Layanan
pendidik dan tenaga kependidikan
4.
Layanan
pembiayaan
5.
Layanan sarana
dan prasarana
6.
Partisipasi
masyarakat
BUKU 5
Judul buku: PENGANTAR PENDIDIKAN
Penulis: Drs. I Wayan Sudhita, M.Pd.
Penerbit: GRAHA ILMU
BAB I
MANUSIA DAN PENDIDIKAN
Hakikat manusia sebagai subjeksekaligus objek pendidikan dapat
dipandang dari berbagai macam sisi seperti:
1.
Manusia Sebagai
Makhluk Individu
Dimaksudkan bahwa setiap orang memiliki kekhasannya sendiri-sendiri
dan satu sama lainnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan dan sehubungan
dengan dengan hal itu para pendidikan harus bijak menyikapi kondisi anak
seperti itu.
2.
Manusia Sebagai
Makhluk Sosial
Pada hakikatnya, manusia adalah suka berkawan dan mencari kawan
sebagai tanda bahwa yang bersangkutan adalah homo socius.
3.
Manusia Sebagai
Makhluk Beragama
Dimaksudkan bahwa yang bersangkutan memiliki agama atau
kepercayaannya masing-masing.
BAB II
HAKIKAT PENDIDIKAN DAN TRI PUSAT PENDIDIKAN
A. Kebutuhan Akan Pendidikan
Pada dasarnya
setiap manusia memiliki banyak kebutuhan, termasuk kebutuhan terhadap
pendidikan. Albraham Maslow (dalam Sucipti, 2009) membedakan kebutuhan manusia
menjadi tujuh bersifat hierarkhis (bertingkat) seprti berikut:
1.
Kebutuhan
fisiologis
2.
Kebutuhsn rasa
aman
3.
Kebutuhan
mendapatkan kasih sayang
4.
Kebutuhan
memperoleh penghargaan dari orang lain
5.
Kebutuhan
aktualisasi diri
6.
Kebutuhan
mengetahui dan mengerti
7.
Kebutuhan
estetis/keindahan
B. HAKIKAT PENDIDIKAN
Pada dasarnya,
pendidikan (menurut T. Raka Joni) itu adalah:
1.
Proses
interaksi manusiawi yang ditandai oleh keseimbangan antara kedaulatan subjek
didik dengan kewibawaan pendidik.
2.
Upaya penyiapan
subjek didik dalam menghadapi dan berperan dalam lingkungan hidup yang selalu
berubah dengan cepat dan pluralistik
3.
Upaya
peningkatan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat
4.
Pendidikan
berlangsung seumur hidup
5.
Merupakan
mekanisme sosial dalam mewariskan, nilai, norma, dan kemajuan yang telah
dicapai masyarakat
6.
Merupakan kiat
dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi.
C. Tri Pusat Pendidikan
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan Sekolah
3. Lingkungan masyarakat
BAB III
PERTUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN
A. Pertumbuhan dan Fase Pertumbuhan
Pertumbuhan
merupakan perubahan fisiologi sebagai hasil dri proses pematangan fungsi-fungsi
fisik yang berlangsung secara normal dan sehst pada anak dalam kurun waktu
tertentu. Hasil pertumbuhan: (1) penambahan berat badan (2) tinggi, dan (3)
ukuran lingkaran pada bagian-bagian tertentu.
Fase-fase
pertumbuhan:
1.
Masa balita dan
anak-anak
2.
Masa remaja dan
pubertas
3.
Masa dewasa
4.
Masa manula
B. Perkembangan
Ditandai oleh adanya perubahan-parubahan psikofisik sebagai hasil
dari proses belajar dan proses pematangan fungsi-fungsi pisikis dan fisk pada
seseorang (anak).
C. Faktor yang Berpengaruh
1.
Aliran lama/konvensional
·
Aliran
nativisme
·
Aliran
naturalisme
·
Aliran
predistinasi
·
Aliran
empirisme
·
Pandangan
emanuel kant
·
Dilihat dari
sudut pandang keterpaduan
2.
Aliran kekinian
·
Pengembangan
kepribadian
·
Aliran
berorientasi karakter (pendidikan karakter)
BAB IV
FAKTOR DAN PROSES PENDIDIKAN
A. Faktor-Faktor Pendidikan
1.
Fakrot Tujuan
Tujuan pendidikan merupakan suatu nilai yang dibanggakan dan hidup
dalam masyarakat terutama masyarakat pendidikan. Langeveld dalam bukunya
membedakan tujuan pendidikan menjadi:
·
Tujuan pendidikan
·
Pengkhususan
tujuan umum (tujuan khusus)
·
Tujuan tak
sempurna?tak lengkap
·
Tujuan
sementara
·
Tujuan
perantara (antar) tujuan intermedier
·
Tujuan
insidental
2.
Faktor
Pendidikan
1.
Pendidikan
menurut Kodrat
Seperti halnya
orang tua, persyaratan secara administrasif memang tidak tuntut atau tidak
diperlukan.
2.
Pendidikan
Karena Kerja
Syarat untuk
bisa melaksanakan tugas dan kewajiban:
·
Jujur
·
Bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
·
Tidak tercela
dan tidak pernah berurusan dengan Keepolisian lantaran tindakan kriminal yang
diperbuatnya
·
Sehat jasmani
dan rohani
·
Memiliki
kualifikasi pendidikan SI
·
Mampu
melaksanakan kompetensi pendidikan
·
Memilliki
sertifikat pendidik.
3. Faktor Pesrta Didik
4. Faktor Isi
5. Faktor Metode Pendidikan
6. Faktor Lingkungan
B. Proses Pendidikan
Merupakan upaya
mobilisasi komponen-komponen pendidikan guna mempercepat tercapainya tujuan
pendidikan. Dalam proses pendidikan lebih dikenal dengan sebutan proses
Transformasi Pendidikan tiada lain merupakan pemberdayaan input-roses-output.
Masukan (input) pendidikan yang dikenal selama ini adalah raw input (masukan
mentah/siswa atau mahasiswa), instrumental input (masukan berupa lingkungan).
Sedangkan input-input yang sudah diproses dalam kegiatan pembelajaran tersebut
pada akhirnya keluaran (output). Keluaran bisa pula tidak bagus bergantung pada
sejauh mana sumbangan masing-masing input tersebut.
BAB V
HIRARKI TUJUAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
A. Hirarki Tujuan Pendidikan di Indonesia
1.
Tujuan
Pendidikan Nasional
a)
Visi Pendidikan
Nasional
Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang “Sistem Peendidikan Nasional” afdalah terwujudnya
sistem pendidikan sebagai prenata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga NI berkembang menjadi manusia yang berkualitas
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
b)
Misi Pendidikan
Nasional
·
Mengupayakan
perluasan dan pemertaan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi
seluruh rakyat Indonesia
·
Membantu dan
memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini
sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar
·
Meningkatkan
kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan
pembentukan kepribadian yang bermoral
·
Meningkatkan
keprofesian dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pemberdayaan
ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalam, sikap dan nilai berdasarkan standar
nasioanal dan global
·
Mwmberdayakan
peran serta masyarakat dalam penyelenggaran pendidikan berdasarkan prinsip
otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c)
Fungsi
Pendidikan Nasional
Mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
d)
Strategi
Pendidikan Nasional
·
Pelaksanaan
pendidikan agama serta akhlak mulia
·
Pengembangan
dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi
·
Proses
pembelajaran yang mendidik dan dialogis
·
Evaluasi,
akteditasi, dan sertifakasi yang memberdayakan
·
Peningkatan
keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan
·
Penyediaan
sarana belajar yang mendidik
·
Pembiayaan
pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemertaan dan keadilan
·
Penyelenggaraan
pendidikan yang terbuka dan merata
·
Pelaksanaan
wajib belajar
·
Pelaksanaan
otonomi manajemen pendidikan
·
Pemberdayaan
peran masyarakat
·
Pusat
pemberdayaan dan pembangunan masyarakat
·
Pelaksanaan
pengawasan dalam sistem pendidikan nasional
2. Tujuan Institusional
Merupakan
tujuan yang harus diemban dan dicapai oleh lembaga pendidikan atau jenis
sekolah atau tingkatan sekolah tertentu. Tiga hal penting:
·
Tujuan
pendidikan nasional
·
Ciri khas
lembaga itu sendiri
·
Tingkat
perkembangan anak didik san lembaga yang bersangkutan
3. Tujuan Kurikuler
Merupakan penjabaran
tujuan institusional yang harus dicapai oleh setiap bidang studi pada lembaga
pendidikan tertentu
4. Tujuan Instuksional/Pnegajaran
Tujuan yang
paling rendh tingkatannya karena langsung berhubungan dengan anak didik/peserta
didik/siswa. Tujuannya merupakan tujuan setiap pokok bahasan pada bidang studi
tertentu yang sudah ada dalam GBPP (Garis-Garis Besar Program Peengajaran).
Tujuan instruksional adalah rumusan penyataan mengenai kemampuan atau tingkah
laku yang diharapkan dimilki siswa sekolah ia memgikuti kegiatan atau proses
belajar mengajar/PBM atau proses pembelajaran.
BAB VI
LANDASAN DAN ASA PENDIDIKAN
A. Landasan Pendidikan
1.
Landasan
Filosofi
2.
Landasan
Sosiologis
Dilatar belakangi pada hubungan yang sangat erat (tembal balik)
antar lembaga-lembaga pendidikan bercermin pada kondisi dan kehidupan suatu
masyarakat.
3.
Landasan
Psikologis
Dasar pemikiran landasan ini adalah bertolak belakang pada
kenyataan bahwa; Analisis tentang struktur dan perkembangan kejiwaan anak akan
sangat membantu para guru/pendidik demi efektivitas penyelenggaraan kegatan
pendidikan tersebut
4.
Landasan Ipteks
Landasan ini mengindikasikan bahwa kegiatan pendidikan atau
perbuatan mendidik hendaknya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan
disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks).
5.
Landasan
konstitusional
6.
Landasan
Operasional
7.
Landasan Hukum
Mengacu pada Undang-Undang Pendidikan terbaru dapat memedomani
setiap penyelenggaraan di tanah air, baik pendidikan formal maupun pendidikan
informal. Undang-Undang yang dimaksud ialah UU-RI No. 20 Tahun 2003 tentang
“Sistem Pendidikan Nasional”. Secara lebih mwngkhusus, ada pula UU-RI no. 14
Thun 2005 yaitu tentang “Guru dan Dosen”.
B. Asas Pokok Pendidikan
1.
Asas “Tut Wuri
Handayani”
Asas ini secara bunyi; Ing
Arsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Makna dari asas
ini adalah: Didepan kita (pendidik) memberikan contoh, perbuatan baik
(keteladanan), ditengah-tengah memberikan semangat agar peserta didik
rajin/giat belajar, dan dibelakang kita mendorong seraya melakukan penfgawasan
terhadap jalannya proses pendidikan yang diikuti oleh peserta didik.
2.
Asas Pendidikan
Seumer Hidup
Memiliki makna mndidik diri sendiri dan bertolak pada keyakinan
bahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia itu hidup, baik yang
dilaksanakan didala, maupun diluar sekolah.
BAB VII
REGULASI DAN PROBLEMATIKAM PENDIDIKAN
A. Regulasi Pendidikan
1.
Undang-Undang
RI No. 20 Tahun 2003
·
Pendidikan
·
Pendidik
·
PAUD dan Dikdas
·
Pendidikan
Dasar
·
Pendidikan
Menengah
2.
Undang-Undang
RI No. 14 Tahun 2005
·
Guru
·
Kompetensi
·
Beban Kerja
Guru
B. Problematika Pendidikan
1.
Masalah
pemerataan pendidikan
2.
Masalah mutu
pendidikan
3.
Masalah
Efisiensi pendidikan
4.
Masalah
releevansi pendidikan
C. Empat Pilar Pendidiksn
1.
Learning to
know (Belajar untuk menguasai)
Dimaksudkan bahwa si
pebelajar tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi juga menguasai teknik
memperoleh pengetahuan tersebut
2.
Laerning to Do
(Belajar untuk Menerapkan)
3.
Learning to
Live Together (Belajar untuk Berkehidupan Bersama)
4.
Learing to Be
(Belajar untuk diri sendiri)
Emperor Casino | Shootercasino
BalasHapusIf you are クイーンカジノ a fan of slot machines, it's important to get your attention out of that game, because the emperor casino 제왕카지노 has the best Rating: 3 · 7 votes starvegad