Strategi Pengembangan Karir Guru Pendidikan Dasar




NAMA = AGUS ANTONI
KELAS = 1.D PEND. SASTRA DAN BAHASA INDONESIA
MK = PENGANTAR PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI



BUKU 1
Judul buku: STRATEGI PENGEMBANGAN KARIR GURU PENDIDIKAN DASAR
Penulis: A. Tabrani Rusyan
              Dadang Saeful
              H. Narkama
              D. Sutardi
Penerbit: ACARYA MEDIA UTAMA

BAB I
PENDAHULUAN
Pengembangan karir bagi Guru Pendidikan Dasar sebagai upaya memotivasi kerja dan dalam rangka memenuhi kebutuhan jabatan, serta untuk memenuhi tuntutan kesejahteraan para guru telah ditetapkan ketentuannya oleh pemerintah dengan keputusan Nomor 26/MENPAN/1989. Dengan adanya surat keputusan tersebut memberi kesempatan pada Guru Pendidikan Dasar untuk menduduki jabatan yang setinggi-tingginya dan memeperoleh pangkat yang setinggi-tingginya pula, sehingga kesejahteraan guru meningkat. Pengembangan karir dan kesejahteraannya pun guru perlu mendapat perhatian yang optimal, walaupun kenyataannya belum meningkat.
A. Permasalahan Pengembangan Karir Guru Pendidikan Dasar Dewasa Ini
            Guru Pendidikan Dasar merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau keahlian yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Tugas dan tanggung jawab Guru Pendidikan Dasar sebagai profesi meliputi membimbing berarti mengarahkan dan memberi dorongan, mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu teknologi dan pengetahuan. Sedangkan melatih berati mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik.
            Tugas dan tanggung jawab Guru Pendidikan Dasar dalam bidang kemanusiaan adalah menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua artinya pengganti orang tua dirumah. Ia harus mampu menarik simpati, sehingga menjadi tauladan peserta didik. Pelajaran apapun yang diberikan hendaknya dapat menjadi dasar dan bekal bagi peserta didik.
            Setiap tanggung jawab memerlukan sejumlah kemampuan dan setiap kemampuan dapat dijabarka lagi dalam kemampuan yang lebih khusus antara lain:
1.      Tanggung Jawab Moral
Setiap guru harus memiliki kemampuan dalam bentuk kemampuan menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Tanggung Jawab dalam Proses Pembelajaran di Sekolah
Setiap guru harus menguasai cara pembelajaran yang efektif, mampu membuat persiapan mengajar, mampu memahami kurikulum denag baik, mampu mengajar dikelas, mampu menjadi model baagi peserta didik.
3.      Tanggung Jawab Guru dalam Bidang Kemasyarakatan
Turut serta mensukseskan pembangunan dalam masyarakat, untuk itu guru harus mampu dalam membimbing, mengabdi dan melayani masyarakat.
4.      Tanggung Jawab Guru dalam Bidang Keilmuan
Guru selaku ilmuan bertanggung jawab dan turut serta memajukan ilmu, terutama yang telah menjadi spesialisnya dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.

            Guru sebagai pendidik dan pengajar, harus mendidik kestabilan emosi, ingin memajukan peserta didik, bersikaprealitas, bersikap jujur dan terbuka, peka terhadap perkembangan terutama inovasi pendidikan. Untuk mencapai semua itu, guru harus memiliki dan menguasai berbagai jenis bahan peajaran menguasai kurikulum dan metode pembelajajaran.
            Guru hendaknya mampu dan terampil merumuskan tujuan pengajaran memahami kurikulum, dan dia sendiri sebagai sumber belajar terampil memberikan informasi kepada siswa. Sebagai pemberi contoh ia pun harus mambantu perkembangan peserta didik untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan. Belajar merupakn suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu di organisasi. Lingkunan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pembelajaran dengan mengawasi lingkungan belajar, sebab lingkungan yang baik akan menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa aman dan keputusan dalam mencapai tujuan.
            Guru bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa menyangkan untuk belajar dan mengarahkan atau membimbing proses intelektual dan sosial didalam kelasnya.
            Tanggung jawab lain yang penting bagi Guru Pendidikan Dasar ialah membimbing pengalaman-pengalaman peserta didik sehari-hari kearah perubahan perilaku dengan menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk sedikit mengurangi ketergantungannya pada guru, sehingga mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri.
            Guru sebagai pembimbing, pembelajaran hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang cara membimbing karena bimbingan merupakan alat yang penting gunalebih mengefektifkan proses pembelajaran.
            Sebagai pembimbing guru menjadi parantara dalam hubungan antar manusia. Tujuannya ialah agar guru dapat menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaksi. Dalam hal ini ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu:
Mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan gaya interaksi pribadi dan menumbuhkan hubungan yang positif dengan pesrta didik.
B. Makna Pengembangan Karir bagi Kesejahteraan Guru Pendidikan Dasar
            Untuk pengembangan karir diperlukan pengakuan bahwa karir pada dasarnya adalah suatu respons kebutuhan uintuk bekerja, karena karir menunjukan rangkaian atau urutan pekerjaan yang dipegang oleh oarng-orang selama riwayat pekerjaannya.
            Sekolah dalam pengembangan karir para guru tidak terlepas dari kuncinya, yaitu: pemahaman, determinasi dan kemampuan para guru, sebab karir itu sendiri adalah realitas objektif dan subjektif.
            Pengembangan karir pada sekolah merupakn suatu proses yang berjalan terus dan berlangsung sepanjang tahap kehidupan serta mencakup pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan konsep diri guru serta mengimplementasinya terhadap kemajuan sekolah, melalui pengembangan nilai-nilai kinerja, mengkristalisasikan identitas, mempelajari kesempatan-kesempatan yang tersedia dan mencocokan dengan situasi kerja, sehingga menimbulkan semangat kerja yang timggi untuk kepentingan sekolah.
            Hal-hal yang perlu diperatikan dalam pengembangan karir:
1.      Kecakapan dan kemampuan pekerjaan
2.      Perolehan perilaku peranan yang cocok
3.      Penyesuaian dengan kelompok kerja dan norma-normanya
4.      Pengetahuan tentang nilai organisasi
Cara yang dapat dilakukan sekolah dalam merencanakan program pengembangan karir yang lebih objektif yaknu sebagai berikut:
1.      memberikan pekerjaan yang menarik
2.      memberikan latihan yang memadai
3.      membrikan umpan baik tepat waktu dan sesuai
4.      memilih guru yang cakap
5.      merencanakan program orientasi
6.      menempatkan guru dalam kelompok kerja yang mempunyai semangat tinggi.

BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN GURU PENDIDIKAN DASAR
            Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan manusia seutuhnya yaitumanusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi perekti luhur, memiliki pengetahua dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

A. Eksistensi Guru Pendidika Dasar
1. Pengertian Guru
            Dalam kehidupan masyarakat guru mempunyai kedudukan/status sosial yang amat penting dan menentukan. Guru merupakan figure manusia yang menjalankan tugas dan kewajiban mulia. Ia berperan sebagai petunjuk jalan untuk memcapai keutamaan dalam hidup.
            Istilah guru berasal dari bahasa India, untuk menyebut para pengajar yang menda’wahkan ajaran agama. Dalam bahasa Arab guru disebut Al-mu’alim atau Al-ustadz (Bhineka Karya Winaya No. 108,1977:3).
            Berdasarkan Surat Edaran Kepegawaian Negara Nomor: 57/686/MPK/1989. Dijelaskan bahwa guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan tangggung jawab oleh pejabat yang berwewenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah termasuk hak-hak yang elekat dalam jabatannya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:189 Guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariaannya, profesinya) mengajar, sehingga kita mengenal Guru Agama yaitu guru yang mengajarkan mata pelajaran Agama: Guru Bantu atau Guru Tetap (GT) ).
2. Peran Guru Pendidikan Dasar
            Berdasarkan peran guru yang telah dipaparkan serta jasa-jasa guru yang tidak terhingga, secara global dapat di klasifikasikan bahwa guru tidak hanya berperan dilingkungan sekolah (secara formal) dan dilingkungan keluarganya secara informal.
3. Kompetensi Guru Pendidikan Dasar
            Dlam hubungannya dengan tugas guru sebagai pengajar, Nana Sudjana (1089:19) menjelaskan bahwa kemampuan guru atau kompetensi yang banyak berhubungan dengan usaha peningkatan proses dan hasil belajar dapat digguskan kedalam empat kemampuan, yakni:
a). merencanakan program
b). melaksanakan dan memimpin (mengelola) proses belajar mengajar
c). menilai kemampuan proses belajar mengajar
d). menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang dipegangnya/dibinanya

B. Kewajiban Guru Pendidikan Dasar
1. Kewajiban guru sebagai PNS
2. Kewajiban guru sebagai pendidik dan pengajar
C. Hak Guru Pendidikan Dasar
            Secara global hak-hak yang harus diterima guru sebagai pegawai negeri sipil dan sebagai pegawai yang mempunyai jabatan profesional diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Hak Finansial
            Berkaitan dengan fisik-material yang berfungsi sebagai respon terhadap kebutuhan dasar (basic needs) manusia yaitu sandang, pangan, pangan, dan papan.
Hak-hak yang bersangkutan hak finnansial dapat diklasifikan, sebagai berikut:
a). Hak mendapat gaji dan tunjangan lainnya
b). Hak mendapatkan kesehatan
c). Hak mendapatkan tunjangan hari tua/pensiun
d). Hak mendapatkan kenaikan pangkat/jabatan
e). Hak mendapatkan kenaikan gaji berkala.
2. Hak Mental
            Yang dimaksud dengan hak mental adalah segala sesuatu yang wajib diterima guru yang berkaitan dengan upaya pemenuhan kebutuhan rohani.
            Adapun yang temasuk hak mental antara lain:
a). Hak memperoleh interaksi demokratis
b). Hak mendapatkan cuti

BAB III
POLA PENGEMBANGAN KARIR GURU PENDIDIKAN DASAR
A. Pengertian Pengembangan Karir
            Beberapa oengertian pengembangan karir:
1.      Pengembanan karir adalah suatu rangkaian (urutan) posisi atau jabatan yang ditempti seseorang selama masa kehidupan tertentu
2.      Pengembangan karir adalah perubahan nilai-nilai, sikap dan memotivasi yang terjadi pada seseoarang, karena dengan penambahan/peningkatan usianya akan menjadi senakin matang.
3.      Pengembangan karir adalah usaha yang dilakukan secar formal dan berkelanjutan dengan difokuskan pada peningkatan dan penambahan kemampuan guru.
B. Tujuan Pengebangan Karir
            Bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan pekerjaan guru agar semakin mampu memberikan kontribusi terbaik dalam mewujudkan tujuan pendidikan.
C. Pendekatan Pengembangan Karir Guru Pendidikan Dasar
            Pendekatan-pendekatan untuk menggambarkan pengembangan karir, diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      Teori Trait Faktor
Individu guru dilihat sebagai suatu pola sifat-sifat, seperti minat-minat, bakat-bakat, hasil jerja, ciri-ciri, keberhasilan yang didefinisikan melalui alat-alat objektif.
2.      Teori Kepribadian dan Lingkungan Kerja
Menurut Holland tumbuh dan penglaman-pengalaman dengan orang-orang yang terlibat dalam mengambil keputusan.
3.      Teori Sosioekonomik
Guru dapat dilihat dari dampak faktor lingkungan terhadap pilihan-pilihan keputusan-keputusan, dampak dari sifat ekonomidan makna pekerjaan dalam masyarakat.

D. Tanggung Jawab Pengembangan Karir Guru Pendidikan Dasar
            Dikabarkan menjadi beberapa tugas pengembangan karir sebagai berikut:
1.      Perencanaan pengembangan karir tergantung sepenuhnya oleh sekolah secara sepihak
2.      Pelaksanaan pengembangan karir tergantung sepenuhnya pada sekolah
3.      Kontrol hasil pengembangan karir dilakukan secara ketat oleh sekolah
4.      Pengembangan karir diartikan dan dilaksanakan melalui kegiatan promosi jenjang jabatan/posisi yang lebih tinggi.

E. Mendesain Program Pengembanga Karir
            Untuk merealisasikan secara kongkrit bantuan sekolah terhadap pengembangan karir guru sebagai individu, maka perlu di desain secara integral. Maka dari itu perlu dibedakan tiga fase dalam mendesain program pengembangan karir yang terdiri dari:
1.      Fase Perencanaan
Merupakan aktivitas menyelaraskn rancangan guru dan rancangan sekolah mengenai pengembangan karir dilingkugan. Tujuan dari fase ini adalah untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan para guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
2.      Fase Pengarahan
Fase ini dimaksud untuk membantu para guru agar mampu mewuudkan perecanaannya menjadi kenyataan, yakni dengan menetapkan tipe karir yang diinginkannya dan mengatur langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkannya.
3.      Fase Pengembangan
Tentang waktu yang dipergunakan guru untuk memenuhi persyaratan yang memungkinkannya melakukan gerak dari suatu posisi ke posisi lain yang diinginkannya.


BUKU 2
Judul Buku: METODE PENDIDIKAN ANAK (TEORI DAN PRAKTIK)
Penulis: Dr. H. Dindin Jamaluddin
Penerbit: Pustaka Al-Fikriis


BAB II
KONSEPSI TENTANG PENDIDIKAN, PENGAJARAN DAN TEORI PERKEMBANGAN

A. Definisi Pendidikan
            Rupert C.Lordge dalam philosophy of Education (1974:23) menyatakan bahwa pengertian yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Definisi pendidikan yang mungkin irumuskan adalah definisi dalam arti sempit. Menurut Lodge (1974:23), secara sempit pendidika adalah pandidikan di sekolah, jadi pendidikan adalah pendidikan formal.
            Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya. Definisi ini mencakup kegiatn pendidikan yang melibatkan guru maupun yang tidak melibatkan guru (pendidik), mencakup pendidikan formal maupun nonformal serta informal.
B. Pengertian Pengajaran
            KH. Dewntara berpendapat bahwa pengajaran itu adalah sebagian dari pendidikan. Ia menyatakan sebagai berikut (Dewantara, 1962:20): Pengajaran (Onderwijs) itu tidak lain dan tidak bukan ialah salah satu bagian dari pendidikan. Jelasnya, pengajaran tidak lain ialah pendidikan dengan cara memberikan ilmu atau pengetehuan serta kecakapan.
C. Memahami Metode Mengajar
1. Metode Pengajaran Berprogram
Adalah metode pengajaran yang langkah-langkahnya disusun secara berprogram, sehingga dengan cara seperti itu metode tersebut ikut mengajar murid.
2. Metode Pengajaran Modul
Sebuah modul haruslah berupa sebuah paket pengajaran yang memuat satu konsep atau prinsip bahan pengajaran.
D. Memahami Model-Model Pengjaran
1.      Jalan Pelajaran Konsentris
Seluruh bahan pelajaran dijalani beberapa kali dan permulaan hingga akhir, dimulai dari yang paling mudah dan paling penting
2.      Jalan Pelajaran Suksestif
Artinya urutan atau berurutan. Di dalam jalan pelajaran ini seluruh bahan hanya dilalui satu kali, karena pengajaran maju secara baerurutan.
3.      Jalan Pelajaran Sintesis
Menunjukan kegiatan belajar mengajar mengajar seharusnya dimulai dari mempelajari unsur-unsur atau bagian-bagian untuk selanjutnya membuat kesimpulan atau merumuskan keseluruhan.
4.      Jalan Pelajaran Analisis
Merupakan kebalikan dari sintesis. Dimulai dari yang umum, menuju yang khusus, dari kebutuhan menuju bagian-bagian.
E. Teori Perkembangan
Beberapa alasan mengapa pemahaman itu penting:
1.      Masa anak merupakan periode perkembangan cepat dan terjadinya perubahan dalam banyak aspek perkembangan
2.      Pengalaman masa kecil mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perkembangan berikutnya
3.      Pengetahuan tentang perkembangan anak dapat membantu mereka mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
4.      Melalui pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, dapat diantisipasi tentang berbagai upaya untuk memfasilitasi perkembangan tersebut, baik dilingkungan keluarga, sekolah  maupun masyarakat
Upaya memahami perkembangan anak dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan sebagaimana dijelaskan berikut ini:
1.      Pendekatan Perkembangan Kognitif
Merupakan suatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak. Ada tiga model perkembangan kognitif, antara lain:
a)      Model dan Piaget
Piaget berpendapat bahwa perkembangan manusia dapat digambarkan dalm konsep fungsi dan struktur-struktur. Dalam membahas fungsi-fungsi, Piaget mengelompokkannya seperti:
Ø  Organisasi, yang merujuk pada fakta bahwa semua struktur kognitif berinterelasi dan berbagi pengetahuan baru harus diselesaikan kedalam sistem yang ada.
Ø  Adptasi, yang merujuk pada kecenderungan organisme untuk menyelaraskan dengan lingkungan.
·         Asimilasi: Kecenderungan untuk memahami pengalaman baru berdasarkan pengetahuan yang telah ada.
·         Akomodasi: Perubahan struktur kognitif karena pengalaman baru.
b)      Model Pemrosesan Informasi
Pendekatan ini merumuskan bahwa kognisi manusia sebagai suatu sistem, yang terdiri atas tiga bagian:
Ø  Inpui dari lingkungan, yaitu proses informasi/stimulasi (rangsangan) yang masuk kedalam reseptor-reseptor pancaindera dalam bentuk penglihatan, suara dan rasa.
Ø  Proses, yaitu pekerjaan otak untuk mentransformasikan informasi/stimulasi dalam cara yang beragam.
Ø  Output, yang berbentuk tingkah laku, seperti berbicara, menulis, interaksi sosial dan sebagainya.
c)      Model Kognisi Sosial
Dapat diartikan sebagai pengetahuan tantang lingkungan sosial dan hubungan interpersonal.
2.      Pendekatan Belajar atau Lingkungan
a)      Respondent Behavior, adalah respon yang didasarkan kepada refleks yang dikontrol oleh stimulasi.
b)      Operant Behavior, yaitu tingkah laku sukarela yang dikontrol oleh dampak atau konsekunnya.
3.      Pendekatan Etologi
Pendekatan ini merupakan studi perkembangan dari perspektif evolusioner yang didasarkan pada prinsip-prinsip evolusi yang diajukan pertama kalinya oleh Charles Darwin.
            Lorenz dan Tin Berger, dua orang pendiri gerakan etologi, mengidentifikasi empat karakteristik tingkah laku bawaan, yaitu:
a)      Universal
b)      Stereotip
c)      Bukan hasil belajar
d)      Sangat minim sekali dipengaruhi lingkungan.
4.      Pendekatan Imam AL-Ghozali
Berpendapat bahwa manusia/anak dilahirkan dengan membawa fitrah yang seimbang dan sehat. Kedua orangtuanyalah yang memberikan agama kepada mereka.

BAB III
METODE PENDIDIKAN DAN TAHAPAN PENDIDIKAN ANAK
A. Pengertian Metode Pendidikan
            Adalah semua cara yang digunakan dalm upaya mendidik. Kata “Metode” disini diartikan secara luas. Karena mengajar adalah salah satu bentuk upaya mendidik, maka metode yang dimaksud disini mencakup juga metode mengajar. Dalam literatur ilmu pendidikan, khususnya ilmu pengajaran dapat ditemukan banyak metode pengajaran.
B. Metode Pembinaan Rasa Beragama: Tahapan Awal
·         Pertama, dialog itu berlangsung secara dinamis karena kedua pihak terlibat langsung dalam pembicaraan, tidak membosankan.
·         Kedua, pendengaran tertarik untuk mengikuti terus pembicaraan itu, karena ia ingi tahu kesimpulannya.
·         Ketiga, mettode ini dapat membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa yang membantu mengarahkan seseorang menentukan sendiri kesimpulannya.
·         Keempat, bila dialog dilakukan dengan baik, memenuhi akhlaktuntunan islam.
C. Tahapan Pendidikan Terhadap Anak
1.      Menarik hati anak dengan ungkapan lembut
2.      Mengajal pergi seraya menasihati dan mengajarinya
3.      Megajari anak dengan kalimat tauhid
4.      Tidak mencela dan menegur anak


BAB IV
TAWARAN SOLUSI METODIS: PENDIDIKAN KELUARGA DAN METOFE TALQIN

            Menurut Alex Inkeles, ada beberapa indikator sikap modern seseorang yaitu:
1.      Kegandrungan untuk menerima gagasan baru serta mencoba metode baru
2.      Kesediaan untuk menyatakan pendapat
3.      Kepekaan pada waktu
4.      Rasa ketepatan waktu yang lebih baik
5.      Keprihatinan besar untuk merencanakan organisasi dan efisiensi
6.      Kecenderungan melihat dunia sebagai sesuatu yang dapat dihitung
7.      Keyakinan pada keadilan yang dapat diratakan.

Gede Raka, mengungkapkan bagaimana kondisi dan karakter bangsa Indonesia dewasa ini, yakni:
1.      Budaya korupsi
2.      Kultur kekerasan
3.      Kemunafikan
4.      Peminta-minta
5.      Individualistis
6.      Menurunnya kebanggaan terhadap bangsa.
A. Orientasi Orang Tua
Tahap pertama: theological and military epoch, tahap teologi
Tahap kedua: metaphysical and juridical epoch, tahap metafisika
Tahap ketiga: science and industry, tahap ilmu pengetahuan dan industri atau tahap positivisme
            Secara logis dan korelatif adalh jika cita-cita orang tua adalah mempersiapkan anaknya untuk mempersiapkan anaknya untuk dapat berguna dan mampu menghadapi persoalan, maka ia harus membiasakan diri dalam pembentukan anaknya sesuai dengan cita-citanya tersebut.
B. Sosiologi Keluarga
Karakteristik manusia menurut sosiologi:
1.      Makhluk bermasyarakat
2.      Makhluk berakal
3.      Makhluk berpolitik
4.      Makhluk yang berekonomi
Keluarga adalah entitas penting yang hidup dalam masyarakat. Berdasarkan komposisinya, keluarga dapat dibagu menjadi dua:
a) Nuclear Family: keluarga inti (ayah, ibu, anak)
b)  Extended Family atau Joint Family
C. Pendidikan Anak: Antara Harapan dan Kenyataan
            Pendidikan anak yang perlu diketengahkan adalah pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan anak agar sampai pada tingkat kemanusiaannya yang paling haqiqi.
D. Metode Talqin Sebagai Strategi Interanalisis
            Strategi pembelajaran metode talqin:
1.      Ceramah
2.      Demonstrasi
3.      Diskusi
4.      Simulasi.

BUKU 3
Judul buku: PENGANTAR PENDIDIKAN Landasan, Teori, dan 234 Metafora Pendidikan
Penulis: Prof. Dr. Sudarwan Danim
Penerbit: ALFABETA


BAB I
DEFINISI, METAFORA, DAN KONSEP DASAR PENDIDIKAN
A. Pendidikan Setua dan Seakhir Peradaban
            Metamorfosis pendidikan terus berlangsung hingga sekarang dan akan terus berlanjut hingga akhir zaman. Pendidikan merupakn gejala kehidupan setua dan seakhir peradaban manusia.
            Kebutuhan, tuntutan, substansi dan praktis pendidikan akan terus mengalami penyempurnaan dengan pembawaan sifat yang kontinyu tiad akhir. Pendidikan akan berakhir ketika peradaban manusia berhenti total, dimana semua manusia telah enyah dari muka bumi ini, entah kapan.
B. Definisi Pedidikan
            Pendidikan adalah proses perambatan manusia menuju puncak optimis potesi kognitif, efektif dan psikomotorik yang dimilikinya.
Metamorfosis pendidikan:
P: Proses
E: Elevasi
N: Nondiskriminasi
D: Dinamis
I: Intensif
D: Dewasa
I: Individu
K: Kontinyu
A: Adaptasi
N: Nirlimit
C. Metafora dan Makna Pendidikan
            Ada sua masalah dengan definisi pendidikan:
·         Pertama, definisi pendidikan menggunakan metafora transmisi pengetahuan terlalu sering dianggap benar secara harfiah
·         Kedua, definisi pendidikan memberi gambaran mengenai apa yang paling penting tentang “proses menjadi” dan hasilnya berupa orang yang “berpendidikan”.
Pendidikan adalah membangun manusia dengan pemberadaban manusia. Kebodohan merupakan cikal bakal utama bancana kemanusiaan. Cikal bakal kebodohan adalah kemalasan dalam belajar dan ketidaktahuan akan makna sejati pendidikan.
D. Menjadi Manusia Berpendidikan
            Esensi pendidikan adalah membangun manusia dengan tingkah keterpelajaran tertentu atau berpendidikan. Manusia yang berpendidikan adalah mereka yang mampu memahami fenomena secara akurat, berfikir jernih dan bertindaj secara efektif sesuai dengan tujuan dan aspirasi yang ditetapkan oleh dirinya.
E. Empat Dimensi
            Pendidikan adalah proses menjadikan manusia berpendidikan. Ada empat dimensi yang harus dipenuhi untuk menjadi berpendidikan. Dimensi yang dimaksud adalah:
1.      Agen pembelajaran
2.      Katalis belajar
3.      Konteks pembelajaran
4.      Cita-cita yang terbangun dari hasil pembelajaran.
F. Objek Pendidikan
1.      Objek Formal
Semua gejala insani, berupa proses atau situasi pendidikan yang menunjukan keadaan nyata yang dilakukan atau dialami, serta harus difahami oleh manusia.
2.      Objek materi ilmu pendidikan

BAB II
TUJUAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN
A. Esensi Tujuan dan Fungsi
            Tujuan dan fungsi pendidikan seseringnya sulit dibedakan. Tujuan: Merujuk pada hasil sedangkan fungsi merujuk pada proses.
·         Tujuan: Berkaitan dengan akhir dari sebuah proses atau capaian yang diperoleh dari proses pendidikan itu.
·         Fungsi: Merujuk pada hasil lain yang mungkin terjadi sebagai sampingan atau konsekunsi dari proses pendidikan itu.
B. Tujuan Pendidikan
            Secara akademik, pendidikan memilki beberapa tujuan:
·         Pertama, mengoptimasi potensi kognitif, afektif dan psikomotorik yang dimiliki
·         Kedua, mewariskan nilai-nilai budaya
·         Ketiga, mengembangkan daya adptabilitas
·         Keempat, meningkatkan dan mengembangkan tanggung jawab moral
·         Kelima, mendorong dan membantu mengembangkan sikap tanggung jawab
·         Keenam, mendorong dan membantu memehami hubungan yang seimbang antara hukum dan kebebasan pribadi dan sosial
·         Ketujuh, mendorong dan mengembangkan rasa harga diri, kemandirian hidup, kejujuran dalam bekerja dan integritas
·         Kedelapan, mendorng dan mengembangkan kemampuan untuk melanjutkan studi
·         Kesembilan, mendorong dan mengembangkan dime nsi fisik, mental dan disiplin
·         Kesepuluh, mengembangkan proses berfikir secara teratur
·         Kesebelas, mengembangkan kapasitas diri.
C. Fungsi Pendidikan
            Pendidikan membawa misi mulia sebagai proses kemanusiaan dan permanusiaan, baik alami maupun buatan. Di Indonesia, pendidikan nasional dikonsepsikan sebagai berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas dan produk hukum lainnya.

BAB III
HUKUM DASAR PENDIDIKAN
A. Hukum Nativisme
            Berasumsi bahwa ada faktor koderati yang dibawa sejak lahir. Ketika seseorang ditimpa “kemalangan” begitulah nasibnya. Juga ketika seseorang siswa ditimpa “kemajuan”, begitulah keberuntungan atau kebalikan nasibnya.
B. Hukum Naturalisme
            Pelopor hukum atau aliran naturalisme adalah J.J.Rousseau (1712-1778), filsuf Perancis. Menurut Rousseau, faktor lingkungan menjadi penyebab pembawaan baik anak menjadi rusak. Bahkan Rousseau juga berpendapat bahwa pendidikan yang diterima oleh anak dari orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan anak yang baik itu. Mungkin inilah yang menginspirasi. Megan Fox mengatakan, “I havee never been a big believer informal education”. Aku tidak pernah percaya sepenuh hati pada pendidikan formal!!.
C. Hukum Empirisme
            Pertama kali ditemukan oleh John Locke, dalam bukunya An Essay Concerning Human Understanding. Dia berpendapat bahwa satu-satunya cara mana manisia memperoleh pengetahuan adalah melalui pengalaman atau penginderaan..
D. Hukum Konvergensi
            Hukum ini ditemukan oleh Wiliam Strem (1871-1938) dimana ia berpendapat bahwa perkembangan pribadi manusia merupakn hasil konvergensi.

BAB IV
LANDASAN-LANDASAN PENDIDIKAN
A. Landasan Filosofer
1.      Perenialisme
Didasarkan pada pandangan bahwa realiitas fundamental tetap berasal dari kebenaran, khususnya berkaitan dengan Tuhan dan kebenaran ajaran-Nya.
2.      Idealisme
Dalam konteks kependidikan memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi atau fisik. Aliran ini memandang nilai itu bersifat permanen, tidak berubah. Nilai-nilai yang berkaitan dengan baik, benar, salah, cantik, indah dan sebagainya selalu tidak berubah sepanjang sejarah peradaban umat manusia.
3.      Realisme
Memandang secara dua titik. Hakekat realitas ialah terdiri atas dunia nyata atau fisik dan dunia ruhani atau abstrak. Realitas itu sendiri terdiri dari dua belahan:
·         Subjek yang menyadari dan mengetahui
·         Realita dunia yang menjadi objek pengetahuan manusia.
4.      Eksperimentalisme
Berpendapat bahwa kebenaran adalah apa yang bisa diwujudkan sekarang dan kebaikan berasal dari keputusan kelompok.
5.      Eksistensialisme
Dalam arti luas adalah suatu filsafat abad ke-20 yang berpusat pada analisis mengenai keberadaan dan cara manusia menentukan diri mereka yang ada di dunia. Gagasan dasarnya adalah manusia menghabiskan waktu seumur hidup untuk mengubah esensi alam.
B. Landasan Sosiologis
1.      Reproduksi sosial
2.      Modal budaya
3.      Status sosial
4.      Makhluk sosial
C. Landasan Psikologis
1.      Pendekatan Strukturalis
Merupakan aliran pertama psikologi, dengan fokus utama menderivasi proses mentsl kedalam komponen yang paling dasar.
2.      Pendekatan Humanis
Merupakan realitas dari psikologi eksistensial dan pemahaman akan keberadaan dan tanggung jawab sosial seseorang
3.      Pendekatan Behavioris
Merupakan suatu satu filsafat psikologi didasarkan pada proposisi bahwa semua hal yang dilakukan termasuk organisme bertindak, berfikir dan perasaan dapat dan harus dianggap sebagai perilaku
4.      Pendekatan Psikoanalisis
5.      Pendekatan Gestalt
6.      Didasarkan pada gagasan bahwa manusia mengalami hal-hal sebagai keseluruhan yang bersatu
7.      Pendekatan Kognitif
Adalah cabang psikologi yang mempelajari proses mentsl termasuk bagaimana orang berfikir
8.      Pendekatan Fungsional
Adalah filsafat yang menentang psikologi strukturalisme yang berkelaku dari akhir abad 19.


BAB V
TEORI DASAR PENDIDIKAN
A. Teori Teoritis
            Dalam konteks teori dan ilmu pendidikan, dimensi realitas itu berkaitan dengan pengalaman pancaindera manusia secara empiris.
Dalam dasar ontologi ilmu pendidikan membahas masalah:
1.      Keberadaan fenomena kependidikan yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris atau rasional
2.      Hakikat dan disiplin apa yang dikaji dalam ilmu pendidikan
3.      Wujud yang hakiki darim objek ilmu pendidikan
4.      Hubungan antara objek ilmu pendidikan dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan kependidikan
5.      Fenomena yang kita ketahui atau apa fokus kajian dari ilmu pendidikan
B. Teori Pendidikan
1.      Teori Fungsional (Functionalist theoty)
2.      Teori konflik (conflict theory)
3.      Teori interaksionis simbolis (symbolic interactionists)
4.      Teori Rekonstruksionis
C. Teori Pendidikan Perdamaian
            Bersifat negatif dan positif. Pendidikan perdamaian negatif mencoba “memadamkan api” sementara pendidikan perdamaian positif mencoba untuk menghentikan “kebakaran” atau konflik.
            Pendidikan perdamaian didasarkan pada filosofi yang mengajarkanarti kekerasan, cinta, kasing sayang, kepercayaan, keadilan, kerjasama dan menghormati keluarga manusia dan seluruh kehidupan.
D. Teori Pendidikan Robert M.Hutchins
1.      Teori Nilai
2.      Teori hakikat manusia
3.      Teori balajar
4.      Teori kematangan
5.      Teori lingkungan
6.      Teori interdependensi sosial
7.      Teori pola interaksi
8.      Teori transmisi
9.      Teori Masyarakat


BAB VI
ILMU PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
A. Esensi Ilmu
            Konsep ilmu pendidikan dibangun dari dua istilah yaitu ilmu dan pendidikan. Ilmu merupakan organisasi sistematik dari suatu bangunan pengetahuan (body of know ledge) beserta pengembangannya. Sedankan pendidikan adalah sama dimana-mana
B. Ancaman Kematian Ilmu Pendidikan
            Memasuki era “mazhab” guru bidang studi, ilmu pendidikan mengalami ancaman yang luar biasa dahsyat. Aneka program studi yang tergantung dalam ranah ilmu pendidikan.
C. Ilmu dan Keterampilan Kependidikan
Ilmu pendidikan adalah ilmu yang mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan tata laku seseorang/kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
            Menurut N. Chacon (2002) dalam rangka pengembangan kemampuan dan keterampilan kependidikan juga perlu upaya mengembangkan etika profesi guru dengan mengemas program yang menggambit beberapa dimensi
1.      Penguasaan substansi pengajaran dan pembelajaran, meliputi ilmu pengetahuan, budaya, keterampilan, nilai dan sikap dalam integrasi sekolah dan pendidikan
2.      Penguasaan dimensi teori dan praktik ke pendidikan
3.      Penguasaan program pendidikan berbasis proses dan hasil dalam keseluruhan perilaku dan pekerjaan pandidikan
4.      Penguasaan metode proses pengembangan kegiatan belajar mengajar
D. Ranah Ilmu Pendidikan
1.      Kurikulum
2.      Kegiatan belajar
3.      Perbuatan mendidik dan mengajar
4.      Lingkungan pendidikan
5.      Penilaian pendidikan
E. Ilmu dan Proses Kerja Pendidikan
               Proses pendidikan dalam kerangka aplikasi ilmu pendidikan didefinisikan sabagai proses pendidikan dan pengajaran secara keselluruhan dan bermuara pada pembentukan kepribadiaan siswa.
               Dalam kerangka analisis proses pandidikan menjadi penting untuk mempertimbangkan beberapa prinsip yang memandu proses itu berlangsung. Proses pendidikan sejati dipandu oleh kesatuan karakter ilmiah dan ideologis dari proses kependidikan itu sendiri.
F. Ilmu Kependidikan Praktis
               Dari sisi praktis tidak hanya berbicara mengenai seni dan ilmu mendidik dan mengajar, melainkan juga mendorong banyak orang untuk melakukan redesain dan pemahaman ulang atas bagaimana menggunakannya ketika merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kewajiban zaman.
               Hubungan  antara ilmu dan tori praktik dapat dibangun melalui kerangka kebijakan yang mengkodifikasi pengetahuan kependidikan dan cabang ilmu lain yang dimiliki oleh guru.


BAB VII
EMPAT PILAR PENDIDIKAN
UNESCO= (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) atau organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, telah menggariskn empat pilar utama pendidikan, yaitu:
1.      Belajar Untuk Mengetahui
Dimaksudkan mendorng siswa memperoleh pengetahuan secara terstruktur disamping penguasaan alat belajar. Dengan demikian, pembelajaran merupakan sarana sekaligus sebagai upaya mencapai tujuan akhir eksistensi manusia
2.      Belajar Untuk Bekerja
Masa depan ekonomi ini tergantung pada kemampuan mereka untuk mengubah kemajuan pengetahuan kedalam inovasi yang akan menghasilkan bisnis dan pekerjaan baru.
3.      Belajar Untuk Menjadi
Pendidikan harus berkontribusi untuk menyelesaikan pengembangan setiap orang, rohani dan jasmani, kecerdasan, kepekaan, spirittualitas, estetika dan apresiasi semua orang dimasa kecil dan remaja harus menerima pendidikan sehingga mereka dapat mengambil keputusan sendiri untuk memilih kursus terbaik dalam hidup mereka.
4.      Belajar Untuk Hidup Bersama
Pengalaman menunjukan bahwa tidaklah cukup membantu kontak dan komunikasi antara orang-orang yang bertanggung jawab untuk datang kedalam konflik dalam rangka mengurangi resiko ini.


BAB VIII
PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT
A. Belajar Bisa Belajar
               Pendidikan merupakan perilaku manusia normal dan pembelajaran menjadi intinya. Istilah “pendidikan” dengan istilah “belajar” sering dikacaukan, sehingg muncullah kata belajar sepanjang hayat (lifeling learning) atau pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) yang dikenal juga dengan sebutan pendidikan seumur hidup. Istilah “pendidikan” dimaknai sebagai proses pembentukan manusia seutuhnya sedangkan belajar dimaknai sebagai proses pembentukan manusia seutuhnya , sedangkan belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil perbuatan belajar itu. Dengan demikian, istilah belajar lebih bermakna fokus demi fokus atas materi pembelajaran yang dilaksanakan secara konteksual.
B. Konteks Belajar Sepanjang Hayat
·         Pendidikan dirumah
·         Pendidikan orang dewasa
·         Pendidikan berkelanjutan
·         Pendidikan pekerjaan
·         Pendidikan belajar pribadi
C. Pilar Pembelajaran Sepanjang Hayat
·         Rasa ingin tahu
·         Optimisme
·         Keikhlasan
·         Konsisten
·         Pandangan visioner
·         Tuntunan pekerjaan


BAB IX
PENDIDIKAN UNTUK REFORMASI SOSIAL
A. Esensi Reformasi Pendidikan
               Peran pendidikan sebagai agen atau instrumen perubahan/reformasi sosial telah diakui secar luas, sejak dulu hingga hari ini. Menurut Maclver perubahan sosial muncul sebasai respon terhadap berbagai jenis perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial dan nonsosial
B. Intervensi Terhadap Pendidikan
1.      Pembelajaran Eksperiensi
2.      Pengembangan Masyarakat
3.      Peduli pada kehidupan kejiwaan
4.      Melek ekologis
C. Perubahan Sosial Progresif
1.      Membangun masyarakat yang cekatan dan tanggap atas kondisi yang ada
2.      Perubahan sikap perilaku, kesadaran hukum dan kebijakan institusi untuk lebih mencerminkan nilai-niilai inklusi, keadilan, keberagaman dan kesempatan
3.      Menekankan pada akuntabilitas dan responsif antarintansi
4.      Memperluas makna dan praktis
5.      Membangun kontrol sosial dan politik
6.      Membangun daya kompetisi pada masyarakat dan kelaangkaan terdidik.


BAB X
SEKOLAH SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN
A. Fungsi Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan
1.      Penyesuaian
2.      Pengintegrasian
3.      Diagnostik dan direktif
4.      Diferensiasi
5.      Selektif
6.      Hubungan pembantuan dan refeal
B. Tujuan dan Prinsip
Tujuan untuk memberikan bekal kepada siswa/peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara serta mempersiapkan mereka untuk menempuh studi pada jenjang pendidikan menengah.


BAB XI
MASYARAKAT SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A. Memperkuat Pendidikan Masyarakat
1.      Pentuan nasib sendiri
2.      Menyangga diri sendiri
3.      Pengembangan kepemimpinan
4.      Lokalisasi
5.      Pengiriman jasa terpadu
6.      Penggunaan sumber daya yang maksimum
7.      Inklusif
8.      Kecekatan
9.      Belajar sepanjang hayat
B. Pendidikan Berbasis Masyarakat
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiiknas, yang menyebutkan bahwa:
“Pendidikan berbaris masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari , oleh dan untuk masyarakat”.


BAB XII
KELUARGA SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN
 Fungsi Keluarga dan Hambatannya
Fungsi: memberi kontribusi bagi kemajuan terbaik masyarakat.
Hambatan-hambatan:
1.      Keluarga mungkin akan kekurangan sarana untuk membantu anak-anak mereka belajar
2.      Sekolah mungkin tidak tahu cara efektif mendorng keluarga untuk berpartisipasi bagi kegiatan belajar anak.
3.      Prosedur penjangkauan ketrlibatan yang tidak sensitif terhadap nilai-nilai masyarakat dapat menghalangi partisipasi
4.      Kedulian stap sekolah mungkin berbeda dalam hal komitmen terhadap keterlibatan keluarga
5.      Mengubah sistem kebijakan sekolah meminta keterlibatan keluarga dapat menciptakan ketidakstabilan  hubungan antar-sesama.


BAB XIII
LEMBAGA PENDIDIKAN SEBAGAI INDUSTRI PENGETAHUAN
A. Hakekat Industri Pengetahuan
               Merujuk pada lembaga yang dibentuk sebagai wahana mengumpulkan, menciptakan, memindahkan dan menerima pengetahuan yang langsung atau tidak langsung memiliki nilai ekonomis.
B. Lembaga Pendidikan Sebagai Industri Pengetahuan
               Menurut Psacharopoulus (1987) Industri pendidikan dapat diartikan sebagai pengelompokan perusahaan, instansi, organisasi departemen atau tim yang didalamnya menghendaki baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menyebarkan pengetahuan dalam bentuk apapun.
C. Pendidikan dan Pengetahuan
               Pendidikan merupakan wahana sekaligus industri pengetahuan. Sekolah dan lembaga pendidikan formal merupak bagian dari praktiknya. Keluargapun berperan sebagai wahana transformasi pengetahuan sekaligus sebagai industri pengetahuan itu.
               Menurut penjelasan ilmiah secara umum pengetahuan dapat dibedakan menjadi lima tipe:
1.      Pengetahuan praktis
2.      Pengetahuan intelektual
3.      Pengetahuan masa lalu
4.      Pengetahuan spiritual
5.      Pengetahuan yang tidak diinginkan
D. Jenis-Jenis Industri Pengetahuan
1.      Pendidikan
2.      Penelitian daan pengembangan
3.      Kreasi dan komunikasi
4.      Media komunikasi
5.      Layanan informasi
6.      Mesin informasi


BAB XIV
STIMULASI SUBSTANSI DAN TRADISI INTELEKTUAL PENDIDIKAN
A. Stimulasi Substansi Pendidikan
               Pemikiran untuk mengembangkan substansi program secara terbaik, yaitu menyiapkan siswa dari sekolah-sekolaah apapun juga untuk tidak hanya siap melanjutkan studi melainkan juga memasuki dunia kerja.
B. Pendidikan dan Tradisi Intelektual
               Pendidikan dimaksudkan untuk mengembangkan tradisi intelek pembelajaran. John Dewey, dia memposisikan pendidikan dan dirinya sendirinya sendiri dalam tradisi intelektual. Dia percaya bahwa gerakan demokrasi pembebasan manusia diperlukan untuk mencapai distribusi kekuasaan publik dan sistem “Kebebasan Manusia” yang adil.
C. Beberapa Asumsi Hakiki
1.      Hakikat manusia
2.      Hakikat masyarakat
3.      Hakikat pendidikan
4.      Hakikat subjek didik
5.      Hakikat guru dan tenaga kependidikan
6.      Hakikat belajar mengajar
7.      Hakikat kelembagaan

BAB XV
PENDIDIKAN PELATIHAN DAN PENDIDIKAN UNTUK SEMUA
A. Abilitas Manusia
               Manusia sejati adalah orang-orang yang memiliki kualitas tinggi secara fisik, intelektual dan nurani. Kesejatian diri sebagai manusia itu bernilai sosial, ekonomi dan kebudayaan pada umumnya.
               Potensi abilitas manusia:
1.      Kecerdasan verba linguistik
2.      Kecerdasan matematis-logis
3.      Kecerdasan jasmani-rohani
4.      Kecerdasan spasial atau keruangan
5.      Kecerdasan musikal
6.      Kecerdasan interpersonal
7.      Kecerdasan intrapersonal
B. Pelatihan dalam Jabatan
               Komponen-komponen pelatihan:
1.      Penyajian teori
2.      Peragaan atau pendemonstrasian keterampilan-keterampilan
3.      Praktik yang disimulasikan dan di seting kelas
4.      Umpan balik terstruktur
5.      Pembekalan untuk aplikasi
C. Pendidikan Untuk Semua
1.      Dikembagkan oleh kepemimpinan pemerintah\
2.      Dapat menarik dukungan yang terkoordinasi dari semua mitra pembangunan
3.      Menentukan aspek reformasi
4.      Membangun kerangka keuangan yang berkesinambungan
5.      Berorientasi pada tindakan dan terikat dengan waktu
6.      Mencakup indikator kerja tengah masa
7.      Mencapai sinergi semus upaya pembangunan manusia.

BAB XVI
PERUBAHAN DAN PEMBARUAN PENDIDIKAN
A. Pembaruan Pendidikan
               Merupakan sesuatu yang baru dan bernilai kebaruan dibandingkan dengan sosok yang ada sebelumnya. Di dunia pembaruan umumnya berlangsung disekolah guna memperoleh hasil yang terbaik dalam mendidik siswa. Pembaruan juga berlangsung dibidang administrasi dan penataan sekolah, layann kenseling, kurikulum, kepegawian sekolah
B. Pendorong Pembaruan Pendidikan
1.      Kondisi yang tidak diharapkan
2.      Munculnya ketidakwajaran
3.      Kebutuhan yang muncul dalam proses
4.      Perubahan dalam struktur
5.      Kondisi demografis
6.      Perubahan persepsi
7.      Pengetahuan baru
C. Pendekatan dan Kendala
1.      Rational-empirical strategy
2.      Normal-reeducative strategy
3.      Power-Coracrave strategy
               Proses pengembangan inovatif diaplikasikan dalam rangka inovasi dibidang administrasi pendidikan:
·         Pertama, masalah atau kebutuhan
·         Kedua, penelitian
·         Ketiga, pengembangan
·         Keempat, komersialisasi
·         Kelima, aspek sangat esensial dalam keseluruhan proses pengembangan inovasi
·         Keenam, proses pengembangan inovasi


BUKU 4
Judul buku: Pengantar pendidikan
Penulis: Teguh Triwiyanto
Penerbit: BUMI AKSARA


BAB I
HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA MELALUI PENDIDIKAN
A. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Individu
               Aspek-aspek yang melekat pada individu:
1.      Kematangan intelektual
2.      Kemampuan berbahasa
3.      Latar belakang pengalaman
4.      Cara atau gaya dalam mempeljari sesuatu
5.      Bakat dan minat
6.      Kepribadian
B. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Sosial
               Terdapat tiga perspektif dalam melihat dimensi manusia sebagai makhluk sosial:
1.      Perspektif struktural fungsional
2.      Perspektif konflik
3.      Perspektif interaksionisme
C. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Susila atau Bermoral
               Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Pokok manusia pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
1.      Memberikan pedoman pada anggota masyarakat
2.      Menjaga kebutuhan masyarakat
3.      Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial.
D. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Religius
               Manusia religius sering dikaitkan dengan agama yang menjadi keyakinan atas kekuasaan alam semesta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Keyakinan tersebut tumbuh dan berkembang menjadi pagangan hidup manusia. Pegangan untuk digunakan sebagai landasan untuk mendekatkan kebenaran atau kebaikan dan menjauhi kesalahan atau kejahatan.

BAB II
HAKIKAT PENDIDIKAN
A. Konsep Dasar Pendidikan
               Konsep dasar mengenai pendidikan banyak diberikan oleh para ahli. Konsep-konsep tersebut saling melengkapi dan menambaah kekayaan pemikiran mengenai pendidikan. Untuk memahami pendidikan, ada dua istilah
1. paedagogiek bermakna pendidikan
2. paedagogeik berarti ilmu pendidikan
               Dapat disimpimpulkan, pendidikan adallah usaha menarik sesuatu didalam manusia sebagai upaya memberikan pengalaman-pengalaman belajar berprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal, informal disekolah dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi kemampuan-kemampuan individu agar kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
B. Unsur-Unsur Pendidikan
·         Tujuan pendidikan
·         Kurikulum
·         Peserta didik
·         Interaksi edukatif
·         Isi pendidikan
·         Lingkungan pendidikan
         Tujuan pendidikan dalam Sistem pendidikan nasional termuat dalam UU Sisdiknas, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaku mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


BAB III
PANDANGAN-PANDANGAN PENDIDIKAN
A. Pandangan-Pandangan Pendidikan
1.      Empiris
2.      Nativisme
3.      Naturalisme
4.      Konvergensi
5.      Perenialisme
6.      Esensialisme
7.      Progressivisme
8.      Rekonstruksionisme
B. Teori-Teori Pendidikan
1.      Teori Behaviorisme
2.      Teori kognitivisme
3.      Teori konstruktivisme
4.      Teori humanistik
C. Pandangan Pendidikan di Indonesia
1.      Zaman purba
2.      Zaman pengaruh Hindu-Budha
3.      Zaman perkembangan permulaan Islam
4.      Zaman pengeruh Portugis dan Spanyol
5.      Zaman pengaruh Belanda
6.      Usaha-usaha rakyat dilapangan pendidikan
7.      Zaman pengaruh Jepang
8.      Zaman kemerdekaan


BAB IV
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A. Keluarga
               Fungsi yang melekat sebagai ciri keluarga:
1.      Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak oleh orang tuanya
2.      Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh kemesraan dan afeksi
3.      Keluarga membentuk kepribadian anak
B. Sekolah
·         Tugas sekolah: memengaruhi dan menciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan pribadi anak secara optimal
·         Fungsi sekolah: mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
C. Masyarakat
               Adjiwikarta (1988:33) menyebutkan beberapa unsur, yaitu:
1.      Pendidikan sebagai pranata sosial
2.      Pendidikan sebagai kehidupan ekonomi
3.      Pendidikan dan stratifikasi sosial
4.      Pendidikan dan modalitas sosial
5.      Pendidikan dan perubahan sosial


BAB V
PENDIDIKAN, PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN GLOBAL
A. Pendidikan Ilmu, Teknologi dan Pembangunan
               Menurut Cable (1995:23) ada dua kekuatan utama yang mendorong proses globalisasi
·         Improvisasi alat-alat komunikasi dan transportasi
·         Kemajuan komputer dan teknologi komunikasi
Faktor yang mempengaruhi ketertinggalan terhadap ilmu dan teknologi adalah bahwa penciptaan dan pengintegrasian ekonomi global telah menghancurkan negara-negara yang miskin atau tidak memiliki keungggulan komperatif terhadap negara maju.
B. Sistem, Pendidikan, Pembangunan Indonesia dan GLOBALISASI
               Tilaar (1995:3) menyatakan bahwa tumbuhnya pendidikan nasional bersama-sama dengan bangkitnya rasa nasional bangsa Indonesia, praktik pendidikan kolonial yang fdengan jelas ingin membodohkan rakyat Indonesia dan pendidikan pada negara masa pemerintah.


BAB VI
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
A. Dasar, Fungsi, Tujuan dan Prinsip Pendidikan
               Tujuan pendidikan nasional:
1.      Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.      Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
3.      Menjadi warga negara yang demokratis, secara bertanggung jawab
         Prinsip-prinsip pendidikan diatur sebagai berikut:
1.      Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan keadilan
2.      Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan terbuka dan multimakna
3.      Pendidikan diselengggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung
4.      Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan
5.      Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
6.      Pendidikan diselenggsrskan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
B. Hak, Kewajiban dan Peran Serta Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat, Pmerintah dan Peserta Didik Dalam Sistem Pendidikan
               Sistem pendidikan nasional menjamin hak, kewajiban setiap warga negara pengertian warga negara merupakan warga negara Indonesia baik yang tinggal di wilayah NKRI maupun diluar. Karena tinggal diwilayah maka melekat pula hak dan kewajiban sebagai warga negara, terutama hak-hak dan kewajibannya dalam sistem pendidikan nasional.
C. Jalur Jenjang dan Jenis Sistem Pendidikan Nasional
·         Jalur pendidikan nasional adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
·         Jenis pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.


BAB VII
LAYANAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH
Layanan Kurikulum dan Pembelajaran
               Tujuannya untuk mengoptimalkan kinerja substansi untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan.
               Unsur-unsur substansi/gagasan, meliputi:
1.      Layanan kurikulum dan pembelajaran
2.      Layanan peserta didik
3.      Layanan pendidik dan tenaga kependidikan
4.      Layanan pembiayaan
5.      Layanan sarana dan prasarana
6.      Partisipasi masyarakat


BUKU 5
Judul buku: PENGANTAR PENDIDIKAN
Penulis: Drs. I Wayan Sudhita, M.Pd.
Penerbit: GRAHA ILMU

BAB I
MANUSIA DAN PENDIDIKAN
Hakikat manusia sebagai subjeksekaligus objek pendidikan dapat dipandang dari berbagai macam sisi seperti:
1.      Manusia Sebagai Makhluk Individu
Dimaksudkan bahwa setiap orang memiliki kekhasannya sendiri-sendiri dan satu sama lainnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan dan sehubungan dengan dengan hal itu para pendidikan harus bijak menyikapi kondisi anak seperti itu.
2.      Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Pada hakikatnya, manusia adalah suka berkawan dan mencari kawan sebagai tanda bahwa yang bersangkutan adalah homo socius.
3.      Manusia Sebagai Makhluk Beragama
Dimaksudkan bahwa yang bersangkutan memiliki agama atau kepercayaannya masing-masing.

BAB II
HAKIKAT PENDIDIKAN DAN TRI PUSAT PENDIDIKAN
A. Kebutuhan Akan Pendidikan
               Pada dasarnya setiap manusia memiliki banyak kebutuhan, termasuk kebutuhan terhadap pendidikan. Albraham Maslow (dalam Sucipti, 2009) membedakan kebutuhan manusia menjadi tujuh bersifat hierarkhis (bertingkat) seprti berikut:
1.      Kebutuhan fisiologis
2.      Kebutuhsn rasa aman
3.      Kebutuhan mendapatkan kasih sayang
4.      Kebutuhan memperoleh penghargaan dari orang lain
5.      Kebutuhan aktualisasi diri
6.      Kebutuhan mengetahui dan mengerti
7.      Kebutuhan estetis/keindahan
B. HAKIKAT PENDIDIKAN
               Pada dasarnya, pendidikan (menurut T. Raka Joni) itu adalah:
1.      Proses interaksi manusiawi yang ditandai oleh keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
2.      Upaya penyiapan subjek didik dalam menghadapi dan berperan dalam lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat dan pluralistik
3.      Upaya peningkatan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat
4.      Pendidikan berlangsung seumur hidup
5.      Merupakan mekanisme sosial dalam mewariskan, nilai, norma, dan kemajuan yang telah dicapai masyarakat
6.      Merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi.
C. Tri Pusat Pendidikan
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan Sekolah
3. Lingkungan masyarakat


BAB III
PERTUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN
A. Pertumbuhan dan Fase Pertumbuhan
               Pertumbuhan merupakan perubahan fisiologi sebagai hasil dri proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal dan sehst pada anak dalam kurun waktu tertentu. Hasil pertumbuhan: (1) penambahan berat badan (2) tinggi, dan (3) ukuran lingkaran pada bagian-bagian tertentu.
               Fase-fase pertumbuhan:
1.      Masa balita dan anak-anak
2.      Masa remaja dan pubertas
3.      Masa dewasa
4.      Masa manula
B. Perkembangan
Ditandai oleh adanya perubahan-parubahan psikofisik sebagai hasil dari proses belajar dan proses pematangan fungsi-fungsi pisikis dan fisk pada seseorang (anak).
C. Faktor yang Berpengaruh
1.      Aliran lama/konvensional
·         Aliran nativisme
·         Aliran naturalisme
·         Aliran predistinasi
·         Aliran empirisme
·         Pandangan emanuel kant
·         Dilihat dari sudut pandang keterpaduan
2.      Aliran kekinian
·         Pengembangan kepribadian
·         Aliran berorientasi karakter (pendidikan karakter)
BAB IV
FAKTOR DAN PROSES PENDIDIKAN
A. Faktor-Faktor Pendidikan
1.      Fakrot Tujuan
Tujuan pendidikan merupakan suatu nilai yang dibanggakan dan hidup dalam masyarakat terutama masyarakat pendidikan. Langeveld dalam bukunya membedakan tujuan pendidikan menjadi:
·         Tujuan pendidikan
·         Pengkhususan tujuan umum (tujuan khusus)
·         Tujuan tak sempurna?tak lengkap
·         Tujuan sementara
·         Tujuan perantara (antar) tujuan intermedier
·         Tujuan insidental
2.      Faktor Pendidikan
1.      Pendidikan menurut Kodrat
Seperti halnya orang tua, persyaratan secara administrasif memang tidak tuntut atau tidak diperlukan.
2.      Pendidikan Karena Kerja
Syarat untuk bisa melaksanakan tugas dan kewajiban:
·         Jujur
·         Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
·         Tidak tercela dan tidak pernah berurusan dengan Keepolisian lantaran tindakan kriminal yang diperbuatnya
·         Sehat jasmani dan rohani
·         Memiliki kualifikasi pendidikan SI
·         Mampu melaksanakan kompetensi pendidikan
·         Memilliki sertifikat pendidik.
3. Faktor Pesrta Didik
4. Faktor Isi
5. Faktor Metode Pendidikan
6. Faktor Lingkungan
B. Proses Pendidikan
               Merupakan upaya mobilisasi komponen-komponen pendidikan guna mempercepat tercapainya tujuan pendidikan. Dalam proses pendidikan lebih dikenal dengan sebutan proses Transformasi Pendidikan tiada lain merupakan pemberdayaan input-roses-output. Masukan (input) pendidikan yang dikenal selama ini adalah raw input (masukan mentah/siswa atau mahasiswa), instrumental input (masukan berupa lingkungan). Sedangkan input-input yang sudah diproses dalam kegiatan pembelajaran tersebut pada akhirnya keluaran (output). Keluaran bisa pula tidak bagus bergantung pada sejauh mana sumbangan masing-masing input tersebut.

BAB V
HIRARKI TUJUAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
A. Hirarki Tujuan Pendidikan di Indonesia
1.      Tujuan Pendidikan Nasional
a)      Visi Pendidikan Nasional
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang “Sistem Peendidikan Nasional” afdalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai prenata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga NI berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
b)      Misi Pendidikan Nasional
·         Mengupayakan perluasan dan pemertaan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia
·         Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar
·         Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral
·         Meningkatkan keprofesian dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pemberdayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalam, sikap dan nilai berdasarkan standar nasioanal dan global
·         Mwmberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaran pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c)      Fungsi Pendidikan Nasional
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
d)      Strategi Pendidikan Nasional
·         Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia
·         Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi
·         Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis
·         Evaluasi, akteditasi, dan sertifakasi yang memberdayakan
·         Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan
·         Penyediaan sarana belajar yang mendidik
·         Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemertaan dan keadilan
·         Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata
·         Pelaksanaan wajib belajar
·         Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan
·         Pemberdayaan peran masyarakat
·         Pusat pemberdayaan dan pembangunan masyarakat
·         Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional
2. Tujuan Institusional
               Merupakan tujuan yang harus diemban dan dicapai oleh lembaga pendidikan atau jenis sekolah atau tingkatan sekolah tertentu. Tiga hal penting:
·         Tujuan pendidikan nasional
·         Ciri khas lembaga itu sendiri
·         Tingkat perkembangan anak didik san lembaga yang bersangkutan
3. Tujuan Kurikuler
               Merupakan penjabaran tujuan institusional yang harus dicapai oleh setiap bidang studi pada lembaga pendidikan tertentu
4. Tujuan Instuksional/Pnegajaran
               Tujuan yang paling rendh tingkatannya karena langsung berhubungan dengan anak didik/peserta didik/siswa. Tujuannya merupakan tujuan setiap pokok bahasan pada bidang studi tertentu yang sudah ada dalam GBPP (Garis-Garis Besar Program Peengajaran). Tujuan instruksional adalah rumusan penyataan mengenai kemampuan atau tingkah laku yang diharapkan dimilki siswa sekolah ia memgikuti kegiatan atau proses belajar mengajar/PBM atau proses pembelajaran.

BAB VI
LANDASAN DAN ASA PENDIDIKAN
A. Landasan Pendidikan
1.      Landasan Filosofi
2.      Landasan Sosiologis
Dilatar belakangi pada hubungan yang sangat erat (tembal balik) antar lembaga-lembaga pendidikan bercermin pada kondisi dan kehidupan suatu masyarakat.
3.      Landasan Psikologis
Dasar pemikiran landasan ini adalah bertolak belakang pada kenyataan bahwa; Analisis tentang struktur dan perkembangan kejiwaan anak akan sangat membantu para guru/pendidik demi efektivitas penyelenggaraan kegatan pendidikan tersebut
4.      Landasan Ipteks
Landasan ini mengindikasikan bahwa kegiatan pendidikan atau perbuatan mendidik hendaknya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks).
5.      Landasan konstitusional
6.      Landasan Operasional
7.      Landasan Hukum
Mengacu pada Undang-Undang Pendidikan terbaru dapat memedomani setiap penyelenggaraan di tanah air, baik pendidikan formal maupun pendidikan informal. Undang-Undang yang dimaksud ialah UU-RI No. 20 Tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional”. Secara lebih mwngkhusus, ada pula UU-RI no. 14 Thun 2005 yaitu tentang “Guru dan Dosen”.
B. Asas Pokok Pendidikan
1.      Asas “Tut Wuri Handayani”
Asas ini secara  bunyi; Ing Arsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Makna dari asas ini adalah: Didepan kita (pendidik) memberikan contoh, perbuatan baik (keteladanan), ditengah-tengah memberikan semangat agar peserta didik rajin/giat belajar, dan dibelakang kita mendorong seraya melakukan penfgawasan terhadap jalannya proses pendidikan yang diikuti oleh peserta didik.
2.      Asas Pendidikan Seumer Hidup
Memiliki makna mndidik diri sendiri dan bertolak pada keyakinan bahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia itu hidup, baik yang dilaksanakan didala, maupun diluar sekolah.


BAB VII
REGULASI DAN PROBLEMATIKAM PENDIDIKAN
A. Regulasi Pendidikan
1.      Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
·         Pendidikan
·         Pendidik
·         PAUD dan Dikdas
·         Pendidikan Dasar
·         Pendidikan Menengah
2.      Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005
·         Guru
·         Kompetensi
·         Beban Kerja Guru
B. Problematika Pendidikan
1.      Masalah pemerataan pendidikan
2.      Masalah mutu pendidikan
3.      Masalah Efisiensi pendidikan
4.      Masalah releevansi pendidikan
C. Empat Pilar Pendidiksn
1.      Learning to know (Belajar untuk menguasai)
         Dimaksudkan bahwa si pebelajar tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi juga menguasai teknik memperoleh pengetahuan tersebut
2.      Laerning to Do (Belajar untuk Menerapkan)
3.      Learning to Live Together (Belajar untuk Berkehidupan Bersama)
4.      Learing to Be (Belajar untuk diri sendiri)

Related Posts:

1 Response to "Strategi Pengembangan Karir Guru Pendidikan Dasar"

  1. Emperor Casino | Shootercasino
    If you are クイーンカジノ a fan of slot machines, it's important to get your attention out of that game, because the emperor casino 제왕카지노 has the best  Rating: 3 · ‎7 votes starvegad

    BalasHapus